Bekasi, (Antara Megapolitan) - Sekitar 100 mahasiswa dan alumni Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Adhy Niaga, Kota Bekasi menggelar aksi unjuk rasa memprotes rencana pembekuan kampus menyusul tudingan praktik jual beli ijazah, Senin siang.
"Aksi ini adalah bentuk kekecewaan kami terhadap pernyataan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir yang akan menutup kampus kami," kata salah satu alumni STIE Adhy Niaga Jufri di Bekasi.
Pantauan Antara melaporkan, aksi unjuk rasa itu digelar di depan kampus STIE Adhy Niaga Jalan Jendral Sudirman KM 31 Nomor 2, Kranji, Bekasi Barat.
Para demonstran menggelar aksinya di atas trotoar jalan dengan dikawal sejumlah aparat kepolisian setempat.
Sejumlah demonstran membentangkan sejumlah spanduk bertuliskan "Cabut Statment Menristekdikti. Save Adhy Niaga".
Sejumlah mahasiswa juga melakukan aksi tidur di trotoar jalan sebagai visualisasi matinya kampus Adhy Niaga.
Aksi itu membuat lalu lintas jalan di sekitarnya mengalami kemacetan karena aksi itu mengundang rasa penasaran para pengendara untuk melihat.
Sejumlah alumnus angkatan 2010 itu juga mengecam tuduhan praktik jual beli ijazah yang dianggap mengganggu aktivitas belajar mengajar di kampus tersebut.
"Kasihan adik-adik kami yang saat ini tengah menempuh pendidikan. Mereka malu dengan pernyataan tersebut," katanya.
Menurut dia, dugaan kasus jual beli ijazah itu merupakan ranah hukum, sehingga pihak Kemenristekdikti tidak berhak memublikasikan tuduhan itu sebelum muncul status hukum yang jelas.
Pihaknya meminta aparat penegak hukum segera menuntaskan dugaan kasus itu dengan memeriksa individu terkait, bukan nama kampus yang berkaitan dengan kegiatan banyak mahasiswa.
"Jangan kampus kami dirusak namanya. Silakan telusuri kasus ini kepada oknum terkait," katanya.
Aksi tersebut merupakan buntut dari kegiatan inspeksi mendadak Menristekdikti bersama rombongan wartawan pada Kamis (21/5) ke kampus Adhy Niaga.
Dalam kesempatan itu Nasir menemukan sejumlah kejanggalan aktivitas belajar mengajar yang sepi mahasiswa sementara data kementerian menyebutkan jumlahnya mencapai 3.000 mahasiswa.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
"Aksi ini adalah bentuk kekecewaan kami terhadap pernyataan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir yang akan menutup kampus kami," kata salah satu alumni STIE Adhy Niaga Jufri di Bekasi.
Pantauan Antara melaporkan, aksi unjuk rasa itu digelar di depan kampus STIE Adhy Niaga Jalan Jendral Sudirman KM 31 Nomor 2, Kranji, Bekasi Barat.
Para demonstran menggelar aksinya di atas trotoar jalan dengan dikawal sejumlah aparat kepolisian setempat.
Sejumlah demonstran membentangkan sejumlah spanduk bertuliskan "Cabut Statment Menristekdikti. Save Adhy Niaga".
Sejumlah mahasiswa juga melakukan aksi tidur di trotoar jalan sebagai visualisasi matinya kampus Adhy Niaga.
Aksi itu membuat lalu lintas jalan di sekitarnya mengalami kemacetan karena aksi itu mengundang rasa penasaran para pengendara untuk melihat.
Sejumlah alumnus angkatan 2010 itu juga mengecam tuduhan praktik jual beli ijazah yang dianggap mengganggu aktivitas belajar mengajar di kampus tersebut.
"Kasihan adik-adik kami yang saat ini tengah menempuh pendidikan. Mereka malu dengan pernyataan tersebut," katanya.
Menurut dia, dugaan kasus jual beli ijazah itu merupakan ranah hukum, sehingga pihak Kemenristekdikti tidak berhak memublikasikan tuduhan itu sebelum muncul status hukum yang jelas.
Pihaknya meminta aparat penegak hukum segera menuntaskan dugaan kasus itu dengan memeriksa individu terkait, bukan nama kampus yang berkaitan dengan kegiatan banyak mahasiswa.
"Jangan kampus kami dirusak namanya. Silakan telusuri kasus ini kepada oknum terkait," katanya.
Aksi tersebut merupakan buntut dari kegiatan inspeksi mendadak Menristekdikti bersama rombongan wartawan pada Kamis (21/5) ke kampus Adhy Niaga.
Dalam kesempatan itu Nasir menemukan sejumlah kejanggalan aktivitas belajar mengajar yang sepi mahasiswa sementara data kementerian menyebutkan jumlahnya mencapai 3.000 mahasiswa.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015