Pemerintah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, meminta penanganan banjir dilakukan dengan sistematis dan terintegrasi, dari daerah hulu dan daerah hilir.
Pelaksana Harian Bupati Karawang Acep Jamhuri, Senin menyampaikan agar pemerintah pusat, provinsi hingga kabupaten/kota duduk bersama mencari solusi yang tersistematis dan terintegrasi dalam penanganan banjir.
"Misal air Citarum, alirannya dari Situ Cisanti, kemudian Waduk Saguling, Waduk Cirata dan lebih besar lagi Waduk Jatiluhur, kemudian digelontorkan ke Walahar. Jadi pengelolaanya harus terintegrasi (karena melibatkan sejumlah kabupaten)," katanya.
Baca juga: Banjir makin meluas hingga merendam 34 desa di Karawang
Kemudian Sungai Cibeet di atasnya tidak ada waduk, mengakibatkan Sungai Cicangor Tamanmekar dan Cikereteg meluap hingga mengakibatkan banjir.
"Belum lagi perubahan tata ruang di Bekasi. Sehingga air yang mengalir ke Cibeet bertemu dengan air Sungai Citarum. Sehingga terjadilah luapan air yang sangat luar biasa yang melimpas ke daratan," katanya.
Menurut Acep, solusi penanggulangan banjir di Karawang harus dilakukan di wilayah hulu. Sehingga akan menjadi percuma jika harus dibangun bendungan baru di wilayah Karawang.
Baca juga: Kantor Disparbud Karawang jadi tempat pengungsian korban banjir
"Membuat bendungan di Karawang akan menjadi percuma. Bendungan tetap harus dibangun di daerah hulu. Kecuali nanti bendungan di wilayah Cikaranggelam (Cikampek). Karena di Cikaranggelam harus ada sodetan. Kemudian dilakukan normalisasi di Situ Kamojing. Sebelum di Situ Kamojing harus ada situ di sekitar BIC," papar Acep Jamhuri.
"Untuk di Sungai Cilamaya, di wilayah Purwakarta harus ada embung, membuat folder tempat menyimpan atau menampung air untuk sementara waktu, sebelum mengalir ke Sungai Cilamaya," katanya menambahkan.
Baca juga: Banjir juga rendam sejumlah rumah sakit di Karawang
Acep mengaku sudah menyampaikan persoalan dan solusi penanganan banjir tersebut ke pemerintah pusat melalui Kepala BNPB dan Menko Bidang PMK saat kesempatan memantau situasi banjir di wilayah Karawang pada Minggu (21/2).
Sementara itu, catatan BPBD Karawang, hingga Senin ini bencana banjir di Karawang berangsur surut. Dari sebelumnya terdapat 15 kecamatan yang dilanda banjir, kini tersisa tujuh kecamatan. (KR-MAK)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
Pelaksana Harian Bupati Karawang Acep Jamhuri, Senin menyampaikan agar pemerintah pusat, provinsi hingga kabupaten/kota duduk bersama mencari solusi yang tersistematis dan terintegrasi dalam penanganan banjir.
"Misal air Citarum, alirannya dari Situ Cisanti, kemudian Waduk Saguling, Waduk Cirata dan lebih besar lagi Waduk Jatiluhur, kemudian digelontorkan ke Walahar. Jadi pengelolaanya harus terintegrasi (karena melibatkan sejumlah kabupaten)," katanya.
Baca juga: Banjir makin meluas hingga merendam 34 desa di Karawang
Kemudian Sungai Cibeet di atasnya tidak ada waduk, mengakibatkan Sungai Cicangor Tamanmekar dan Cikereteg meluap hingga mengakibatkan banjir.
"Belum lagi perubahan tata ruang di Bekasi. Sehingga air yang mengalir ke Cibeet bertemu dengan air Sungai Citarum. Sehingga terjadilah luapan air yang sangat luar biasa yang melimpas ke daratan," katanya.
Menurut Acep, solusi penanggulangan banjir di Karawang harus dilakukan di wilayah hulu. Sehingga akan menjadi percuma jika harus dibangun bendungan baru di wilayah Karawang.
Baca juga: Kantor Disparbud Karawang jadi tempat pengungsian korban banjir
"Membuat bendungan di Karawang akan menjadi percuma. Bendungan tetap harus dibangun di daerah hulu. Kecuali nanti bendungan di wilayah Cikaranggelam (Cikampek). Karena di Cikaranggelam harus ada sodetan. Kemudian dilakukan normalisasi di Situ Kamojing. Sebelum di Situ Kamojing harus ada situ di sekitar BIC," papar Acep Jamhuri.
"Untuk di Sungai Cilamaya, di wilayah Purwakarta harus ada embung, membuat folder tempat menyimpan atau menampung air untuk sementara waktu, sebelum mengalir ke Sungai Cilamaya," katanya menambahkan.
Baca juga: Banjir juga rendam sejumlah rumah sakit di Karawang
Acep mengaku sudah menyampaikan persoalan dan solusi penanganan banjir tersebut ke pemerintah pusat melalui Kepala BNPB dan Menko Bidang PMK saat kesempatan memantau situasi banjir di wilayah Karawang pada Minggu (21/2).
Sementara itu, catatan BPBD Karawang, hingga Senin ini bencana banjir di Karawang berangsur surut. Dari sebelumnya terdapat 15 kecamatan yang dilanda banjir, kini tersisa tujuh kecamatan. (KR-MAK)
Editor : Naryo
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021