Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, akan merelokasi warga yang menjadi korban bencana pergeseran tanah di sejumlah wilayah.
"Jadi untuk jangka panjang saya juga sudah menyiapkan relokasi rumah, dan akan dibangun untuk rumah roboh," kata Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika, Rabu, saat meninjau lokasi bencana pergeseran tanah di Desa Pasanggrahan, Kecamatan Tegalwaru, Purwakarta, Rabu.
Baca juga: Purwakarta waspadai terjadinya bencana alam
Baca juga: Pemkab Purwakarta siapkan angaran capai Rp500 juta untuk antisipasi bencana
Bencana itu mengakibatkan sejumlah rumah terdampak, di antaranya 11 rumah hancur dan 48 rumah rusak berat serta sebanyak 12 rumah rusak ringan.
Ia mengatakan kalau pembangunan rumah itu sudah diberikan oleh Perhutani dan dana pembangunan bersumber melalui APBD Dinas Tata Ruang dan Pemukiman.
"Pembangunan akan segera dilakukan, dan yang jelas untuk rumah yang hancur tidak boleh lagi warga bermukim di sana," katanya.
Baca juga: Masyarakat Purwakarta dengar suara gemuruh saat longsor
Anne mengatakan kalau pergerakan dan pergeseran tanah di lokasi tersebut sudah berlangsung selama tiga tahun terakhir.
"Bencana pergeseran tanah diakibatkan dari beberapa hal, yang pertama terjadinya alih fungsi tanah dari hutan dengan tanaman keras menjadi kebun. Dengan penanaman bukan tanaman keras sehingga tanah menjadi rapuh," kata dia.
Laporan Badan Geologi menyebutkan pergeseran tanah juga akibat eksploitasi bebatuan yang merupakan bagian dari penahan tanah yang ada lokasi tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
"Jadi untuk jangka panjang saya juga sudah menyiapkan relokasi rumah, dan akan dibangun untuk rumah roboh," kata Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika, Rabu, saat meninjau lokasi bencana pergeseran tanah di Desa Pasanggrahan, Kecamatan Tegalwaru, Purwakarta, Rabu.
Baca juga: Purwakarta waspadai terjadinya bencana alam
Baca juga: Pemkab Purwakarta siapkan angaran capai Rp500 juta untuk antisipasi bencana
Bencana itu mengakibatkan sejumlah rumah terdampak, di antaranya 11 rumah hancur dan 48 rumah rusak berat serta sebanyak 12 rumah rusak ringan.
Ia mengatakan kalau pembangunan rumah itu sudah diberikan oleh Perhutani dan dana pembangunan bersumber melalui APBD Dinas Tata Ruang dan Pemukiman.
"Pembangunan akan segera dilakukan, dan yang jelas untuk rumah yang hancur tidak boleh lagi warga bermukim di sana," katanya.
Baca juga: Masyarakat Purwakarta dengar suara gemuruh saat longsor
Anne mengatakan kalau pergerakan dan pergeseran tanah di lokasi tersebut sudah berlangsung selama tiga tahun terakhir.
"Bencana pergeseran tanah diakibatkan dari beberapa hal, yang pertama terjadinya alih fungsi tanah dari hutan dengan tanaman keras menjadi kebun. Dengan penanaman bukan tanaman keras sehingga tanah menjadi rapuh," kata dia.
Laporan Badan Geologi menyebutkan pergeseran tanah juga akibat eksploitasi bebatuan yang merupakan bagian dari penahan tanah yang ada lokasi tersebut.
Editor : Naryo
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021