Harga emas kembali melemah pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), mencatat penurunan hari kedua berturut-turut karena aksi jual pasar yang lebih luas membebani logam kuning bersama dengan penguatan dolar, sementara harapan stimulus lebih lanjut dari AS menempatkan emas untuk kenaikan mingguan pertamanya dalam tiga pekan terakhir.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi COMEX New York Exchange, terpangkas lagi 9,7 dolar AS atau 0,52 persen menjadi ditutup pada 1.856,20 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Kamis (21/1), emas berjangka juga turun tipis 0,6 dolar AS atau 0,03 persen menjadi 1.865,90 dolar AS per ounce.

Emas berjangka melambung 26,3 dolar AS atau 1,43 persen menjadi 1.866,50 dolar AS per ounce pada Rabu (20/1), setelah melonjak 10,3 dolar AS atau 0,56 persen menjadi 1.840,20 dolar AS pada Selasa (20/1), dan terangkat 6,90 dolar AS atau 0,38 persen menjadi 1.836,80 dolar AS pada Senin (18/1).

"Terlepas dari kelas aset, semuanya mulai dari ekuitas hingga pertanian diterpa penjualan ringan dan banyak perhatian pada apakah stimulus dapat diloloskan dan apakah peluncuran vaksin (COVID-19) dapat efektif," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar pada Blue Line Futures di Chicago.

Baca juga: Kurs Rupiah akhir pekan melemah seiring turunnya minat ke aset berisiko

Penguatan dolar juga membebani emas bersama imbal hasil acuan surat utang negara AS (obligasi AS) yang menguat di atas satu persen, kata Streible.

Presiden AS Joe Biden telah mengusulkan rencana bantuan virus corona senilai 1,9 triliun dolar AS, meskipun beberapa anggota Partai Republik telah menyatakan kekhawatiran atas jumlah tersebut.

Indeks-indeks utama ekuitas global tergelincir dari rekor tertinggi dan kontrak berjangka biji-bijian turun, sementara dolar naik tipis terhadap mata uang utama saingannya.

Angka ekonomi positif yang dirilis pada Jumat (22/1) juga menggerogoti emas. IHS Markit melaporkan Indeks Aktivitas Bisnis Jasa AS pada dua bulan lebih tinggi di 57,5 pada Januari, naik dari 54,8 pada Desember, serta PMI Manufaktur AS naik ke rekor 59,1 pada Januari dari 57,1 pada Desember.

Analis pasar meyakini bahwa permintaan emas akan tetap kuat dalam jangka pendek dan menengah karena potensi stimulus ekonomi tambahan berpotensi memicu tingkat inflasi tetap tinggi.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 29,8 sen atau 1,15 persen menjadi ditutup pada 25,556 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April jatuh 16,4 dolar AS atau 1,45 persen menjadi menetap di 1.111,60 dolar AS per ounce.

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021