Sudah sejak lama, memakai batu akik  menjadi bagian dari gaya hidup manusia di mana pun di dunia ini termasuk  di  Indonesia yang memiliki berbagai jenis akik seperti batu  Bacan,  Kalimaya, Sungai Dareh, `Red Borneo, Kalsedon dan masih banyak lagi yang  sangat mudah didapat dengan harga mulai dari puluhan ribu rupiah hingga puluhan juta rupiah.

Saat ini batu-batu perhiasan itu dapat ditemukan di berbagai tempat dengan mudah mulai dari sudut-sudut jalan, toko-toko batu permata serta festival-festival batu akik yang dikenakan  oleh kaum muda dan tua baik pria maupun wanita sebagai bagian dari asesories maupun koleksi pribadi.

Bahkan pada saat Peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika pada 19-24 April 2015 di Bandung, Jawa Barat, batu akik dijadikan salah satu  cendera mata bagi peserta konferensi tersebut.

Batu akik adalah sebutan untuk batu cincin yang bukan termasuk dalam kategori batu mulia. Di masyarakat rumpun Melanesia (khususnya Indonesia dan Malaysia), batu Akik ini menyimpan misteri berbagai macam mitos terkait dengan keberadaannya sebagai batu alam, yang akhirnya bisa menjadi komoditas bisnis, baik bisnis supranatural maupun nonsupranatural.

Orang gemar memakai batu akik dengan berbagai alasan seperti alasan estetika, spiritual dan kesehatan. Salah seorang penggemar akik Indonesia, Purnomo misalnya, menggunakan batu akik karena alasan keindahan dan tali kasih .

"Saya sering menerima batu akik yang bagus dan ini buat saya merupakan tali pengikat rasa kasih antara saya yang menerima dan mereka yang memberi dan demikian sebaliknya. Di sana ada nilai ketulusan hati dan inilah yang membuat kita menjadi senang dengan jiwa yang  sehat," kata Purnomo.
   
Cerita dari Iran  

Ada pengalaman menarik tentang pemakai batu akik di Iran dengan berbagai alasan antara lain karena keindahan batunya, alasan spiritual dan kesehatan. Penggemar batu perhiasan di Iran memakai batu akik dengan berbagai jenis batuan, antara lain, batu Yamani, Yakut (Ruby), Pirus, Hadid Shini, Durrun Najaf dan basih banyak lagi.

Salah seorang pejabat di kedutaan besar Iran di Jakarta, Ali Maktab, mengatakan dirinya menggunakan batu cincin akik semata-mata karena nilai spiritual dan kesehatan yang datangnya dari Allah SWT.

"Saya tidak setuju bila cincin digunakan untuk maksud maksud lain. Ada orang-orang yang menggunakan cincin karena mereka menganggap batu tersebut berkhasiat untuk memperoleh kekayaan dan jabatan," kata Ali yang saat itu sedang menggunakan cincin dengan batu Pirus khas Iran melingkar di jari manisnya.

Demikian pula kata seorang mahasiswa di Iran, Muhammad Hasan, orang-orang Iran menggunakan cincin akik selain karena alasan estetika juga karena alasan spiritual.

"Khasiat spiritual dan medikal yang membuat rata-rata orang Iran menggunakan cincin, apakah itu akik atau batu mulia lainnya karena masing-masing disebutkan kegunaannya secara spiritual dalam hadis-hadis," ungkapnya.

Menurut Hasan, para imam di Iran juga menggunakan cincin akik.

"Sosok imam bagi orang Iran adalah sosok teladan sebagaimana umat Islam menjadikan Rasullah SAW sebagai sosok panutan. Tidak terlontar dari seorang imam sebuah perkataan kalau tidak memendam hikmah dan manfaat bagi umatnya," kata Hasan yang juga seorang peneliti di Islam Quest yaitu sebuah pusat rujukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar agama..
    
Berdasarkan hari

Tidak mempersoalkan masalah golongan dalam Islam, Hasan menjelaskan orang-orang Iran menggunakan cincin akik menurut hari berdasarkan riwayat-riwayat ahlulbait (keluarga Nabi Muhammad SAW).

Dia mengungkapkan pada hari Senin, cincin yang dipakai adalah jenis Yamani dan orang yang mengenakannya dianjurkan  banyak membaca dzikir.

Menurut Hasan, keutamaan akik Yamani ini adalah untuk melapangkan rezeki dan keberkahan di samping untuk kemudahan hidup.

"Pemimpin Revolusi Iran Imam Khamenei lebih senang menggunakan cincin akik Yamani kuning dengan rajahan Syarafusy," katanya.

Selanjutnya Hasan menjelaskan para penggemar cincin akik dianjurkan mengenakan batu Zabarjad (Peridot) yang keutamaannya adalah menjauhkan kefakiran dan membantu solusi atas kesulitan-kesulitan hidup, dan mereka diharapkan juga terus berdzikir.  

Pada hari Rabu, cincin yang dianjurkan untuk dipakai adalah cincin Yakut (Ruby). Fadhilah (manfaat)  menggunakan cincin Yakut adalah  menjauhkan kefakiran, memberikan ketenangan dan menghilangkan rasa susah, kata Hasan seraya menambahkan seperti penggunaan cincin pada hari Senin dan Selasa, si pengguna juga diharapkan senantiasa berdzikir.

Kemudian batu apakah yang dianjurkan dipakai pada hari Kamis? Hasan mengungkapkan cincin akik yang dianjurkan pada hari tersebut adalah cincin Pirus yang keutamaannya adalah mempermudah pekerjaan yang sulit, menguatkan pandangan hati dan ketenangan ruh selain menjauhkan kefakiran.

Sementara itu cincin yang direkomendasikan untuk dipakai hari Jumat adalah cincin  Hadid Shini yang diyakini dapat menangkal marabahaya, menghilangkan rasa takut dan khawatir menjaga pemakainya dari musuh dan setan,  ungkapnya.

"Cincin Hadid  Shini ini sangat baik untuk dipakai oleh mereka yang memiliki mental lembek baik dalam mengutarakan pendapat maupun berdebat. Bahkan dalam sejarahnya, Imam Ali ketika pergi berperang senantiasa menggunakan cincin Hadid Shini,¿ kata Hasan yang sedang menimba ilmu Alquran di Universitas Internasional Mustafa di Qom, Iran".

Lalu, kata Hasan, untuk  Sabtu dianjurkan memakai akik Yamani yang keutamaanya adalah digandakannya pahala salat, mempercepat dikabulkannya doa, menjaga dari segala musibah dan bahaya dalam perjalanan.

Untuk Ahad dianjurkan  mengenakan cincin Durrun Najaf yang Inshaa Allah akan memperoleh pahala haji. Seperti mengenakan cincin pada hari yang telah disebutkan, si pemakai diharapkan senantiasa membaca dzikir, katanya.

"Demikian sekedar berbagi cerita tentang bagaimana orang-orang Iran gemar menggunakan cincin dan memaknainya terutama batu akik yang juga sedang menjamur di berbagai tempat di Indonesia," kata Hasan.

Pewarta: Bambang Purwanto

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015