Jakarta, (Antara Megapolitan) - Minat investor untuk melakukan investasi di bidang peternakan sapi di Indonesia sangat tinggi karena potensi sumber daya alam dan agro-ekosistem Indonesia yang cocok untuk pengembangan industri peternakan sapi.

"Minat investasi peternakan sapi di Indonesia yang sudah terima berkisar pada angka minimal Rp730 miliar," kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian, Syukur Iwantoro dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan jumlah tersebut diluar beberapa investor yang masih dalam tahap penjajakan dan penyiapan proposal usulan investasi. Tingginya minat para investor tersebut dinilai merupakan peluang bagi Indonesia untuk menjadi negara produsen daging sapi, yang nantinya tidak hanya mampu memasok pasar domestik tetapi juga pasar ekspor. 

"Hal ini sekaligus menjadi bekal bagi Indonesia dalam menjawab tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)," katanya.

Menurut dia, pengembangan investasi peternakan sapi terbagi menjadi 3 kluster, yakni di Propinsi Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan. Kluster-kluster tersebut memerlukan pengkoordinasian, karena masing-masing kluster memiliki pendekatan yang berbeda sesuai dengan peraturan daerah, kondisi alam, dan sosial budaya masyarakat setempat.

"Terdapat dua pendekatan pelaksanaan investasi peternakan sapi di Propinsi NTT, yang pertama melalui optimalisasi pemanfaatan lahan milik BUMN, dan pendekatan yang kedua dengan melibatkan peran serta masyarakat setempat," katanya.

Lebih lanjut Syukur menambahkan, bahwa pada minggu keempat April rencananya para investor dengan Pemerintah Daerah Propinsi Sulawesi Selatan, akan melakukan survei lahan bersama.

"Tantangan utama untuk realisasi minat investasi tersebut dihadapkan pada kendala aspek non teknis, seperti status lahan, dan infrastruktur," katanya.

Sebelumnya Menteri Pertanian, Amran Sulaiman mengatakan peluang investasi ternak sapi perlu direspon positif dalam mendukung pembangunan industri peternakan dalam negeri, solusi untuk menghadapi kendala dalam merealisasikan minat investasi peternakan sapi di Indonesia, tidak cukup dilakukan oleh Kementerian Pertanian saja.

"Perlu keterlibatan dan dukungan berbagai instansi terkait, sehubungan dengan kewenangannya," ujarnya.

Langkah-langkah konkrit telah dilakukan oleh Kementerian Pertanian dalam rangka memfasilitasi dan menjembatani realisasi minat investasi peternakan sapi tersebut.Diantaranya melakukan konsolidasi antara para investor, BUMN dan Pemerintah Daerah dan instansi terkait yang dipimpin oleh Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Sementara itu Government Relation Director dari PT. Great Giant Livestock, Welly Soegiono mengatakan dirinya menyebutkan bahwa lahan dan infrastruktur merupakan tantangan pihaknya dalam merealisasikan investasi integrasi sapi-nanas di Kalimantan Timur.

"Kami masih menunggu ketersediaan lahan," ujarnya.

Hal senada diungkapkan oleh Head of Beef Cattle Breeding PT. Santosa Agrindo, Dayan Antoni P. Adiningrat yang mengungkapkan bahwa dengan setiap penyediaan 100.000 hektare lahan, kapasitas yang dapat ditampung akan memerlukan importasi sapi indukan sebanyak 50.000 ekor.

"Maka populasi sapi potong nasional akan bertambah sebesar 130.000 ekor dalam jangka waktu 3 tahun, serta menghasilkan 58.000 ekor sapi bakalan jantan," katanya.

Pewarta: Oleh Feru Lantara

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015