Sukabumi, (Antara Megapolitan) - Kantor Lingkungan Hidup Kota Sukabumi, Jawa Barat, menyatakan air sungai di daerah tersebut sudah tercemar bakteri Escherichia coli atau E-coli.

"Dari parameter fecal coliform atau keberadaan bakteri E-coli ini sudah diambang batas yakni melebihi 2 ribu/100 mililiter yang diartikan sungai yang ada di Kota Sukabumi sudah tercemar bakteri ini," kata Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Sukabumi, Adil Budiman di Sukabumi, Senin.

Menurutnya, pengujian air sungai tersebut dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimandiri dan di beberapa sub-DAS, di antaranya yakni Sungai Cisuda Hulu, Sungai Cisuda Tengah, Sungai Cisuda Hilir, Sungai Cimandiri Tengah, Sungai Cimandiri Hilir, Sungai Cipelang Tengah, Sungai Cipelang Hilir, Sungai Cigunung Hulu, Sungai Cigunung Hilir, dan Sungai Cigunung-Cipelang.

Normalnya, keberadaan bakteri ini di setiap DAS di bawah 2 ribu/mililiter dan sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Klasifikasi Mutu Air Kelas III.

Rata-rata dari hasil penelitian tersebut keberadaan bakteri di DAS 3 ribu sampai 215.000 setiap 100 mililiter, bahkan untuk air Sungai Cipelang Tengah mencapai 215.000/100 mililiter, dan yang paling rendah di Sungai Cimandiri 3 ribu/100mililiter itu pun sudah diambang batas normal keberadaan bakteri tersebut.

"Pengujian kualitas air didasarkan pada tiga variabel, yakni parameter fisika, parameter kimia organik, dan mikrobiologi," tambahnya.

Maka dari, seluruh air sungai yang mengalir di Kota Sukabumi sudah tidak layak lagi untuk di konsumsi, karena jika terpaksa digunakan untuk kebutuhan rumah tangga bisa mempengaruhi kesehatan warga yang mengkonsumsinya seperti terserang penyakit diare, gatal-gatal bahkan bisa menyebabkan keracunan jika mengkonsumsi dalam jumlah besar.

Meskipun demikian, walaupun sudah tidak layak konsumsi dan tercemar bakteri E-coli tetapi pencemarannya masih berada pada kategori ringan. Adapun penyebab utama pencemaran air sungai oleh bakteri E-coli karena ulah masyarakat khususnya yang tinggal di bantaran sungai seperti membuang sampah sembarang dan membuang limbah rumah tangga langsung ke sungai.

Bahkan, pihaknya juga sudah mengeluarkan imbauan khususnya ke pengusaha di sektor industri agar membuat septictank ataupun instalasi pengolahan air limbah (IPAL) sehingga tidak membuang limbah apapun ke aliran sungai.

"Pemeriksaan baku mutu air ini terus kami lakukan secara rutin dan setiap kali dilakukan pengujian jumlah E-coli yang berada di aliran sungai bertambah, apalagi saat musim penghujan ini, katanya.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015