Tenaga Ahli Kementerian Desa dan  Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia yaitu Priyo Gatot Sarmudianto S.E. dan Adam Purnomo, S.TP meciptakan wirausaha baru  untuk kurangi angka pengangguran akibat Covid-19. Pelatihan Wirausaha Baru bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sektor pengolahan makanan berbahan dasar ikan. Dalam acara seminar “Peranan Pemuda Wujudkan Desa Unggul Berdaya Saing Untuk Peningkatan Ekonomi Saat COVID-19” di Kampung Setu, Desa Bojong, Kemang, Kabupaten Bogor, Sabtu (26/12/2020).

Staf Ahli Kememdes PDTT RI, Priyo Gatot Sarmudianto S.E. didampingi Adam Purnomo, S.TP mengatakan akibat COVID-19 banyaknya pengangguran dan yang putus sekolah. Maka Pemuda dan beberapa tomas membuat program pemberdayaan.
 
“COVID-19 banyak tercipta pengangguran baru akibatnya daya beli menurun. Maka melalui program pemberdayaan pemuda di Kampung Setu Desa Bojong bahu membahu ketika program turun,”Ujarnya.

Baca juga: Dukung program Kemendes, 416 desa se-Kabupaten Bogor akan produksi 12 juta masker

Ternyata bantuan dari Pemerintah khususnya dari Kemenaker RI sangat  membantu dan bermanfaat bagi warga. Maka saat ini pemuda Kampung Setu terus memaksimalkan potensi yang ada dengan aktivitas produktif sehingga dapat menjadi simpul pertumbuhan ekonomi baru buat masyarakat.

“Saya sangat  berharap dana stimulan dari pemerintah turun tepat sasaran seperti di Kampung Setu Desa Bojong,”Ujar Priyo.

Dia mengatakan pemuda sebagai pelaku maupun calon pelaku UMKM budidaya ikan konsumsi air tawar dan olahan ikan di Kampung Setu Leutik. Mereka mengaku mendukung penuh program “Desaku Harapanku” untuk meningkatkan peran pemuda dan masyarakat desa dalam meningkatkan kesejahteraannya.

"Kita coba menaikan ikan yang diolah menjadi cireng, bakso, empe-empe, kerupuk, siomay, otak-otak, dan sebagainya, ditambah nanti ada bantuan peralatan masak yang diberikan kepada pemuda dan masayarakat Kampung Setu anggota Kelompok Ikan dan Karang Taruna di Desa Bojong,” ungkapnya

Priyo berharap dengan adanya pelatihan dan bantuan tersebut mereka dapat membuat olahan ikan, minimal untuk keluarganya atau hasil bisa juga untuk dijual demi meningkatkan taraf perekonomian warga setempat.

"Jadi kita juga dukung munculnya pelaku-pelaku UMKM dari Desa terus tumbuh subur di bidang produksi olahan ikan sekaligus mengembangkan bisnis bagi mereka yang sudah terjun sebelumnya di bisnis ini," katanya.

Baca juga: Kemendes PDTT upayakan BUMdes menjadi garda depan pemulihan ekonomi desa

Menurut dia, potensi penjualan produk olahan ikan di Kabupaten Bogor relatif besar mengingat pasar yang cukup luas ditambah makanan olahan ikan saat ini digemari konsumen.

"Nanti juga kita akan bantu pola pendistribusiannya, mulai segmen tradisional hingga modern, dari kaki lima sampai hotel berbintang," ucapnya.

Selain mendukung kegiatan Pemuda Karang Taruna Kampung Setu, Kemendes PDTT RI juga mempunyai program lain di antaranya pemberdayaan BUMDesa khususnya dibidang perikanan air tawar  yang tingkat pengangurannya tinggi.

Sementara itu, Sutisna mahasiswa dari Program Studi Agro Industri Agro Industri Universitas Nadhlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) bersama empat rekannya membuat program pemberdayaan olahan ikan air tawar untuk peningkatan ekonomi disaat masa Covid-19 di daerah Kemang, Bogor.

Ke tiga rekannya yaitu Ahmadi, Rika Solihah dan Lilis Darojah.  Dia mengatakan bahwa Kampung Setu adalah daerah yang memiliki potensi perikanan air tawar.

“Awalnya karena di kampung agak jarang produk perikanan dan kita tertarik membuat proposal pemberdayaan ini setelah mengikuti seminar Program Kegiatan Perkenalan dan Pembekalan Penggiat Pertanian Nahdlatul Ulama (NU), Pelatihan PIRT dari Dinas Perindustrian Kabupaten Bogor dan Pembekalan Kewirausahaan ( In Wall Inkubaei Bisnis ) Kementerian Tenaga Kerja Republik Indonesia Tahun 2020. Kita bentuk tim dari satu kampung dan desa yang sama dan kita cari informasi pengembangan bisnis olahan ikan konsumsi air tawar” ujarnya.

Baca juga: Kemedes PDTT dan Danone Indonesia Tandatangani Kerja Sama Aksi Cegah Stunting

Daerah ini memiliki Setu hampir sekitar seluas 5 hektar dan empang yang digunakan warga untuk membudidayakan ikan nila, jaer, lele dan gurame. Disamping itu di sana juga banyak pemuda lajang yang menganggur dan tidak memiliki pekerjaan tetap.

“Dengan potensi perikanan yang ada, kita coba berdayakan pemudanya. Kita bekerjasama dengan pihak desa dalam menjalankan program ini. Kita bantu tingkatkan nilai tambah ikan nila dengan membuatnya menjadi produk olahan. Di sana kita perankan pemuda dan ibu-ibu desa tersebut,” tuturnya.

Mereka mendampingi mulai dari awal proses budidaya ikan, produksi pengolahan, sampai proses pengemasan dan pemasaran. Tim ini akan buat jenis produk olahan dari ikan nila yaitu bakso ikan, daging filet ikan, abon ikan, mpe-mpe ikan, kerupuk ikan, nugget dan crispy ikan.

“Saat ini kita masih fokus memproduksi, cireng, bakso, empe-empe, kerupuk dan daging frozen food filet ikan. Sedangkan pemasaran kita pasarkan ke berbagai konsumen dan rumah makan. Kita juga akan membantu branding dan mempromosikan dengan toko online,” ungkapnya.

Di bawah bimbingan Ahmadi, S.H.I dan tim ini berhasil membantu peningkatan perekonomian masyatakat Kampung Setu. Mereka mengusung tema makin sehat makan ikan "Produk Olahan Ikan Ramah tanpa bahan pengawet".

Sutisna menuturkan maksud dari olahan ikan Setu Leutik adalah di balik ikan yang enak bisa memberdayakan pemuda yang menganggur, belum menikah dan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat disaat masa COVID-19 saat ini.

Pewarta: Pewarta Antara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020