Bekasi, (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi, Jawa Barat, mengintensifkan pembekalan kemampuan usaha kepada para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di wilayahnya menjelang pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

"UMKM adalah motor penggerak ekonomi masyarakat yang harus terus didukung," kata Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Bekasi, Jainudin Sitanggang di Bekasi, Kamis.

Dukungan yang diberikan pihaknya itu berupa pembinaan seputar standarisasi produk agar sesuai dengan Standar Nasional Indonesia serta pelatihan kewirausahaan bagi pelaku UMKM.

"Pembinaan manajemen keuangan, bahkan mempertemukan pelaku UMKM dengan pasar atau konsumen yang tepat juga kami lakukan," katanya.

Menurut Jainudin, fokus pembinaan yang dilakukan pihaknya saat ini ialah memfasilitasi UMKM klaster mainan anak, khususnya boneka, agar produk-produknya lolos sertifikasi sehingga layak berlabel Standar Nasional Indonesia (SNI).

"Pelabelan SNI ini untuk meningkatkan daya saing produk saat berada di pasar," katanya.

Menurut Jainudin, sejauh ini, Kota Bekasi merupakan daerah pertama di Indonesia yang memberikan sertifikasi SNI untuk produk boneka buatan pelaku UMKM.

Sementara untuk pelaku UMKM yang memproduksi makanan dan minuman, peningkatan daya saing dilakukan dengan cara pemberian label halal.

Dengan program pemberian sertifikasi halal ini, kata dia, Kota Bekasi telah ditetapkan menjadi kota halal.

Selanjutnya, pemerintah berencana memfasilitasi dan mengembangkan industri kreatif, salah satunya batik khas Bekasi.

"Kami melihat ada potensi besar dari sektor UMKM pakaian batik ini. Kami memperkirakan potensi pembelanjaan sebesar Rp30 triliun jika sekitar 600.000 keluarga saja membelanjakan uangnya untuk pembelian batik seharga Rp500.000," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015