Tim Penggerak PKK Kota Bogor melaksanakan tes cepat secara massal di enam kecamatan di daerah itu guna menekan penularan COVID-19 karena trennya terus meningkat.

Pelaksanaan tes cepat itu di enam kecamatan di Kota Bogor pada Rabu, meliputi Bogor Tengah, Bogor Tumur, Bogor Selatan, Bogor Barat, Bogor Utara, dan Tanah Sareal.

Wali Kota Bogor Bima Arya yang didampingi Ketua Tim Penggerak Kota Bogor Yane Ardian meninjau pelaksanaan tes cepat di Kantor Kecamatan Bogor Timur.

Baca juga: Gubenur: Jabar mewacanakan wisatawan wajib bawa hasil tes cepat antigen

Yane Ardian mengatakan tes cepat itu program Tim Penggerak PKK Pusat berkaitan dengan peringatan Hari Ibu ke-92 tahun ini dengan sasaran kaum ibu di daerah setempat.

"Tes cepat ini meskipun akurasinya di bawah tes 'swab' (usap), tapi ini merupakan bagian dari ikhtiar untuk menekan peningkatan kasus positif COVID-19. Tes cepat ini juga untuk mengingatkan kaum perempuan, bahwa Kota Bogor masih belum aman dari virus corona," katanya.

Wali Kota Bogor Bima Arya membenarkan bahwa Kota Bogor masih belum aman dari penyebaran COVID-19.

Bahkan, kata dia, akhir-akhir ini trennya terus meningkat.

"Kita belum tahu pandemi COVID-19 kapan berakhir, tapi kita harus terus berikhtiar mengatasi pandemi," katanya.

Baca juga: Tes cepat massal di Kota Bogor ditemukan 10 reaktif dari 290 sampel

Untuk mengatasi penyebaran kasus COVID-19, kata dia, langkah yang dilakukan adalah memperkuat "surveillance" dan penelurusan kontak erat, serta disisi lain melakukan pencegahan dengan terus memberikan edukasi kepada warga.

Ia juga menyampaikan pesan kepada pimpinan wilayah, khususnya camat, untuk terus bekerja keras mengantisipasi penyebaran COVID-19 di wilayah masing-masing.

"Pada pelaksanaan tes cepat di enam kecamatan hari ini, targetnya bisa memberikan tes kepada 100 orang perempuan di setiap kecamatan," katanya.

Baca juga: Pemkot Bogor lakukan rapid test antisipasi penularan COVID-19 di tempat keramaian

Bima juga mengatakan peningkatan penyebaran COVID-19 dan kasus positif membuat ketersediaan tempat tidur untuk perawatan pasien COVID-19 di rumah sakit semakin sedikit.

"Tingkat keterisian tempat tidur untuk pasien COVID-19 di rumah sakit saat ini sudah mencapai 90 persen, harus segera dicari solusi untuk menambah jumlah tepat tidur bagi pasien COVID-19," katanya.

Pewarta: Riza Harahap

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020