Madrid (Antara/Xinhua-OANA/Antara Megapolitan) - Penangkapan 11 tersangka pada Rabu (8/4) di Wilayah Catalan, Spanyol, membuat jumlah tersangka gerilyawan yang ditahan di negeri itu jadi 30 sepanjang tahun ini.

Kondisi itu telah meningkatkan kekhawatiran bahwa cepat atau lambat Spanyol akan menjadi korban serangan, seperti tewasnya 191 orang dan cederanya 1.800 orang dalam pemboman kereta di Madrid pada 11 Maret 2004.

Para pelaku serangan Maret 2004 memiliki hubungan dengan Al-Qaida, sedang gelombang mujahidin saat ini memperlihatkan kesetiaan kepada Negara Islam (IS).

Ketika berbicara kepada Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat siang-- Carola Garcia Calvo, penyelidik di Program Terorisme Dunia di Elcano Institute-- menjelaskan, "Seruan yang telah dikeluarkan Negara Islam kepada pemuda di Barat, melalui kegiatan yang berhasil di jejaring sosial, telah memperlihatkan perekrutan dan kembali aktifnya jaringan radikal."

Garcia Calvo menjelaskan IS menawarkan kepada kaum muda "satu proyek di satu negara yang dikuasai Hukum Syari'ah, yang merupakan satu-satunya hukum bagi mereka yang tertarik pada gerakan jihad diakui".

Ia mengatakan kebanyakan orang yang direkrut adalah anak imigram dari negara Muslim, yang "tak sepenuhnya berasimiliasi ke dalam masyarakat baru mereka".

Pada saat yang sama, karena mereka tak merasa menjadi bagian dari negara tempat mereka dilahirkan, mereka juga meras tergugah oleh kebudayaan tanah air orang tua mereka. Apa yang dilakukan IS, demikian penjelasan Garcia Calvo, ialah menawarkan kepada mereka kesempatan untuk menjadi "bagian dari masyarakat yang percaya" dan ini "sangat menarik".

Penangkapan pada Rabu terjadi cuma satu pekan setelah satu keluarga yang terdiri atas empat orang ditahan karena melakukan kegiatan teror di Badalona, tepat di luar Barcelona, dan Menteri Dalam Negeri Spanyol Jorge Fernandez Diaz menyatakan sejumlah orang yang ditangkap berasal dari Wilayah Catalan. Ia menuduh Pemerintah Catalan tidak terlalu memperhatian masalah tersebut.

Namun, kata Garcia Calvo, ada alasan lain bagi demikian banyak orang yang ditahan di Catalonia: setelah daerah kantong Afrika Utara di Kota Ceuta dan Melila di Spanyol, yang menjadi pemasok utama lagi mujahidin, Catalonia adalah daerah pertama yang menerima sangat banyak imigran Muslim.

"Catalonia adalah masyarakat yang secara tradisional telah menerima imigran dari Maghreb dan Pakistan, dan bagian pertama Spanyol yang menerima mereka, jadi tidak mengejutkan bahwa wilayah itu sekarang tampaknya melaksanakan operasi anti-teror," kata wanita ilmuwan tersebut.

Ia menyoroti meskipun tanda bahaya belum lama ini, hanya ada sebanyak 100 mujahidin Spanyol di daerah konflik, dibandingkan dengan sebanyak 1.000 petempur fanatik Prancis, 800 Jerman atau 600 Inggris.

Penerjemah: Chaidar.

Pewarta:

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015