Tim Universitas Pancasila yang terdiri atas dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan dari Fakultas Farmasi melakukan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Pondok Pesantren Minhajusshobirin Cibubur Jakarta Timur, sebagai realisasi Tri Darma Perguruan Tinggi.

Narasumber dalam kegiatan PKM tersebut yaitu Dr. apt. Novi Yantih, S Si., M Si., apt. Andri Prasetiyo., M.Farm., apt. Drs. Muhamad Yamin, M.Farm., dan apt. Desi Nadya Aulena, M.Farm. Setiap narasumber memberikan materi sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing. 

Materi pertama mengenai Cara Panen dan Penyiapan Bahan Baku disampaikan oleh apt. Desi Nadya Aulena, M.Farm. Materi kedua disampaikan oleh apt. Andri Prasetiyo., M.Farm. mengenai Cara Produksi, Sanitasi dan Higiene. 

Dimana sanitasi dan higiene ini merupakan aspek yang sangat penting dalam produksi produk kategori pangan dan minumam. Materi ketiga tentang Cara Sampling dan Uji Mutu Produk disampaikan oleh Dr. apt. Novi Yantih S.Si.,M.Si. serta materi keempat membahas tentang Cara Registrasi dan Pemasaran Produk disampaikan oleh apt. Drs. Muhamad Yamin, M.Farm.

"PKM ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing produk minuman belimbing wuluh yang telah diproduksi oleh Ponpes Minhajusshobirin selama ini," kata Ketua PKM sekaligus narasumber Dr. apt. Novi Yantih S.Si.,M.Si, di Jakarta.

"Saya harap setelah mendapatkan penyuluhan tersebut Ponpes mempunyai produk yang mempunyai daya saing yang meningkat," katanya.

Novi mengatakan selama ini produksi belimbing wuluh dilakukan dengan cara sangat sederhana, produksi rumahan tanpa dasar-dasar pembuatan minuman yang baik. Misalnya dalam melakukan proses pemanasan minuman tersebut masih dengan suhu yang tinggi sehingga vitamin C yang ada di belimbing wuluh bisa rusak karena tidak tahan panas.

Dari hasil edukasi sudah kita ajarkan bagaimana cara agar vitamin C yang terkandung dalam minuman tersebut tetap ada yaitu dengan cara mengatur suhunya. Selain itu minuman tersebut juga perlu ditambahkan jahe untuk meningkatkan cita rasa aroma produk, sekaligus meningkatkan manfaat sebagai minuman kesehatan yang mampu membantu meningkatkan  sistem imun tubuh, terutama saat di masa pandemi COVID-19.

"Dalam Belimbing wuluh tersebut terdapat vitamin C yang berfungsi sebagai antioksidan untuk meningkatkan daya tahan tubuh menangkal virus-virus," katanya.

Novi mengatakan agar produksi minuman tersebut tetap lancar maka kami juga membantu peralatan yang bisa menunjang proses produksinya, yang langsung bisa termanfaatkan sesuai target yang telah ditetapkan. 

"Kami memberikan bantuan peralatan jadi bukan berupa cash money," jelasnya. 

Dikatakan kami juga memberikan masukan tentang penggunaan kemasan-kemasan minuman yang juga harus diperhatikan sesuai dengan standar produk minuman, sehingga nantinya diharapkan bisa bersaing apalagi produknya alami tidak menggunakan bahan pengawet.

"Penambahan jahe juga mampu meningkatkan masa simpan produk tersebut, karena jahe ada bahan antimikroorganismenya," ujarnya.

Novi juga menjelaskan kami juga membantu memeriksa mutu minuman tersebut dengan membawa sampel minuman untuk diperiksa di laboratorium FFUP dan diuji apakah memenuhi syarat cemaran mikroorganismenya. 

"Nantinya akan kita lihat secara berkala selama satu bulan. Untuk stabiltas produk tersebut dan akan dibandingkan hasil produk sebelum dan sesudah mendapat pelatihan dari kami," katanya.
 
Selain minuman belimbing wuluh ada juga produk minuman empon-empon yang berasal dari kunyit, jahe, temu lawak. Saya berharap produk-produk pengembangan kedepannya bisa membantu Ponpes agar produk yang dihasilkan mempunyai daya saing, sehat dan higienis. 

Sehingga diharapkan dapat meningkatkan jiwa kewirausahaan santri-santri yang ada di Ponpes tersebut.

Kegiatan PKM ini tentunya erat kaitannya dengan kurikulum baru yang berkembang sesuai dengan arahan Kemendikbud dimana kita harus menerapkan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka yaitu kita terjun langsung ke masyarakat menggali masalah dan memberikan solusi dari masalah tersebut.

Sementara itu Pini Sepuh Ponpes Minhajusshobirin, Bapak KH. Cacap Sutarko, memberikan apresiasi terhadap penyuluhan yang dilakukan oleh Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta tersebut.
 
Pelatihan pembuatan minuman tersebut merupakan dasar mengembangkan jiwa wirausaha kepada para santri, sehingga jika mereka sudah keluar dari ponpes bisa mandiri, selain ilmu agama yang kita bina termasuk kemandirian.

"Alhamduliilah ada yang peduli dari FFUP dengan memberikan arahan-arahan dan bantuan pemasaran, cara produksi yang baik dan higienis," katanya.

Setelah mengikuti pelatihan ini ternyata kami menyadari selama ini masih banyak kekurangan dalam memproduksi minuman tersebut.

"Padahal tadinya saya pikir minuman tersebut sudah enak tapi setelah mendapatkan pelatihan ada banyak kekurangan-kekurangan," katanya.

Untuk itu kata dia berharap bisa terus melakukan komunikasi dengan FFUP untuk pengembangan lebih lanjut, karena permintaan minuman tersebut meningkat.

"Awalnya minuman tersebut untuk konsumsi sendiri, kenyataannya masyarakat sekitar menyukai terutama produk minuman empon-empon karena adanya pandemi COVID-19 permintaan minuman empon-empon menjadi meningkat," jelasnya.

Materi Pelatihan yang diberikan oleh Tim PKM FFUP sangat sesuai dan diharapkan dapat diterapkan oleh Ponpes.
 

Pewarta: Pewarta Antara

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020