Sukabumi, 30/3 (ANTARA) - Lima nelayan Sumber Kita 9, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, hilang selama 20 hari saat melakukan pencarian ikan di perairan laut Sukabumi.

"Lima nelayan yang merupakan satu keluarga itu berangkat pada Jumat pagi, 9 Maret lalu, dan sampai saat ini mereka tidak ada kabar dan informasi di mana mereka itu berada," kata keluarga korban Maman kepada wartawan, Kamis.

Diduga kapal motor jenis rumpon yang ditumpangi satu keluarga itu diterjang gelombang tinggi. Penumpang kapal itu, yakni Emul dan Asep warga Kampung Panyairan, Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, kemudian Sudin warga Kampung Panyairan, Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, lalu Kokom warga Kampung Jayanti, Desa/Kecamatan Citarik, dan satu korban lainnya belum diketahui indentitasnya.

Menurut Maman, sebelum berangkat, mereka tidak bilang tujuan mencari ikannya ke daerah mana, tetapi mereka hanya bilang akan mencari ikan di laut.

"Kapal rumpon yang digunakan mereka tersebut dinakhodai oleh Sudin yang merupakan Kapten Kapak Kita 9," katanya menjelaskan.

Paling lama nelayan rumpon mencari ikan di laut, menurut dia, maksimal 15 hari. Namun, hingga 20 hari ini mereka tidak ada kabar beritanya.

"Kami sudah mencari ke mana-mana sampai ke perairan Banten, tetapi tetap tidak ditemukan, bahkan dari kami pun meminta bantuan dari paranormal, tapi tetap tidak membuahkan hasil," ujarnya.

Keluarga berencana pada hari Kamis (29/3) akan melaporkan kasus hilangnya lima anak buah kapal ini ke pihak Satuan Polisi Air Laut, Polres Sukabumi dan Badan Search and Rescue Daerah Kabupaten Sukabumi.

Sementara itu, Ketua Basarda Kabupaten Sukabumi Okih Fajri Assidiqie mengatakan bahwa pihaknya belum menerima laporan tentang hilangnya kelima nelayan asal Palabuhanratu tersebut.

"Kami akan mencari informasi dan akan berkoordinasi dengan pihak lain tentang hilangnya kelima nelayan tersebut," kata Okih.

Menurut dia, hilangnya kelima nelayan tersebut diduga akibat diterjang gelombang tinggi karena dalam beberapa minggu terakhir ini kondisi cuaca di perairan laut Sukabumi relatif cukup buruk.


Aditya 

Pewarta:

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012