Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menjalin kerja sama dengan 12 mitra Co-Branding di Bali sebagai salah satu upaya meningkatkan brand pariwisata Indonesia agar semakin dikenal baik di pasar domestik maupun pasar global di tengah pandemi COVID-19.

Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf Nia Niscaya saat kegiatan Wonderful Day with Wonderful Indonesia di Trans Resort Bali, Senin (9/11/2020) menjelaskan, kemitraan merupakan salah satu upaya yang ditempuh kementeriannya dalam mempromosikan pariwisata Indonesia.

Baca juga: Kemenparekraf ajak pelaku usaha kuliner di Bali terapkan protokol CHSE

Untuk mempromosikan pariwisata Indonesia, kata dia, Kemenparekraf tidak bisa berdiri sendiri tetapi membutuhkan beberapa mitra yang juga stakeholder pariwisata agar brand Wonderful Indonesia semakin dikenal publik yang lebih luas.

“Dengan terjalinnya kemitraan ini, kami berharap komunikasi semakin efektif kepada wisatawan nusantara (wisnus) atau wisatawan mancanegara (wisman) terkait brand Wonderful Indonesia. Dan kerja sama ini sekaligus memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak,” ujarnya.

Saat kegiatan Wonderful Day with Wonderful Indonesia yang dihadiri perwakilan dari 12 mitra co-branding, hadir pula Direktur Komunikasi Pemasaran Kemenparekraf Martini M Paham.

Dengan menjadi mitra co-branding, Nia Niscaya berharap ke depan bisa meningkatkan citra pariwisata Indonesia melalui kolaborasi program pengembangan pemasaran pariwisata dan ekonomi kreatif.

“Kemitraan ini tidak hanya menguntungkan bagi Wonderful Indonesia, produk co-branding juga mendapatkan beberapa keuntungan, antara lain brand equity, perluasan target pasar, serta efisiensi biaya promosi,” ujar Nia Niscaya.

Baca juga: Kemenparekraf Revitalisasi Destinasi Wisata di Bali

Pada kesempatan yang sama, Direktur Komunikasi Pemasaran Martini M Paham menjelaskan, kemitraan menjadi salah satu upaya Indonesia untuk bisa lagi bangkit di tengah pandemi COVID-19 terutama bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali.

Kemenparekraf juga selalu melibatkan unsur pentahelix ABCGM (Academician, Business, Community, Government, Media) untuk bersama-sama bangkit termasuk dalam co-branding kali ini.

“Kemenparekraf selalu berupaya untuk mengajak para stakeholder, dengan kondisi baru, tentunya harus ada hal baru yang kita lakukan bersama, satu brand dengan brand lain bisa bekerja sama dan lain sebagainya. Dengan kita bekerja bersama tentunya akan mempermudah dalam mempromosikan produk-produk yang dimiliki,” ujarnya.

Baca juga: Menparekraf apresiasi kesiapan Bali dalam menarik kepercayaan publik di sektor parekraf

Martini M Paham juga menjelaskan, di tengah kondisi pasar wisman yang belum stabil, para mitra diharapkan bisa menggarap pasar wisnus. Saat ini sektor pariwisata masih mengandalkan dari wisatawan nusantara. Sebab, potensi wisnus juga tidak bisa dianggap remeh karena mereka merupakan tulang punggung ekonomi.

”Wisnus ini adalah tulang punggung ekonomi, jadi tidak bisa dianggap remeh. Untuk itu saatnya kita bidik mereka dengan pola-pola baru di masa kebiasaan baru. Maanfaatkanlah aset-aset yang ada untuk kita bersama-sama berpromosi tentunya dengan pola-pola baru di masa kebiasaan baru,” ujarnya.

Pewarta: Pewarta Antara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020