Tiga mahasiswa Universitas Brawijaya (UB), Ririn Lutvita Sari (FKG), Afina Mutiah Tuhepaly (FKG), dan Kharisma Ghanyysyafira (FT) membuat gel dari asam jawa untuk memutihkan gigi secara alami.
Salah satu mahasiswa, Ririn Lutvita Sari di Malang, Kamis, mengatakan gigi yang mengalami perubahan warna secara ekstrinsik sulit dihilangkan dengan cara menggosok gigi maupun scalling, dan salah satu cara yang selama ini dilakukan adalah dengan pemutihan gigi atau bleaching.
Namun, bahan pemutih gigi itu memberikan efek meningkatnya porositas atau penurunan kekuatan gigi, sehingga menurunkan kekerasan enamel.
Baca juga: Berikut tiga syarat PSBB di Malang Raya bisa sukses dan efektif menurut pakar Universitas Brawijaya
Oleh karena itu, ke tiga mahasiswa tersebut mencoba memaksimalkan potensi asam jawa sebagai bahan pemutih gigi.
"Bahan alami yang mempunyai kemampuan untuk mengubah warna gigi atau menghilangkan noda gigi, yaitu asam malat (malic acid). Salah satu buah yang mengandung asam malat adalah buah asam jawa (Tamarindus indica L)," kata Ririn.
Ketiga mahasiswa itu kemudian mengubah asam jawa menjadi gel untuk menjadi produk pemutih gigi dan bisa diaplikasikan ke gigi selama kurang lebih 10-20 menit dan dilakukan 2-3 kali dalam satu hari.
Produk pemutih gigi berbentuk gel dari asam jawa lebih efektif dan aman karena memiliki ukuran nanopartikel dan menggunakan bahan-bahan alami.
Baca juga: UI-Brawijaya Gelar Konferensi Internasional Ilmu Komputer
Sedangkan asam malat memiliki berat molekul sangat rendah, sehingga mampu berdifusi ke dalam email dan dentin. Selain itu, dapat mengoksidasi permukaan email gigi dengan cara melepaskan oksigen yang bebas pada ikatan rangkap dari senyawa organik dan anorganik dalam gigi.
Dalam proses kerjanya akan terjadi proses oksidasi melibatkan oksigen dan hilangnya hidrogen. Pada proses oksidasi terjadi pemecahan rantai zat chromofor pada gigi yang sebelumnya berikatan pada pelikal, sehingga menyebabkan warna gigi menjadi lebih gelap dan terjadi reaksi reduksi yang membuat warna gigi menjadi lebih terang.
Dosen pembimbing ketiga mahasiswa tersebut, Feni Istikharoh menjelaskan hampir 90 persen material kedokteran gigi merupakan produk impor, sehingga tidak heran jika material kedokteran gigi saat ini relatif mahal.
"Kita tahu bahwa sumber daya alam di Indonesia sangatlah melimpah, salah satunya adalah asam jawa. Asam jawa memiliki kandungan asam malat dan asam oksalat yang cukup tinggi," kata Feni.
Baca juga: Peneliti: Sinar UV dari matahari bisa bersihkan udara dari virus corona
Adanya penelitian mengenai asam jawa yang nantinya dikembangkan menjadi produk nanogel dapat berpotensi untuk digunakan sebagai produk material pemutih gigi yang aman, serta memiliki kemampuan untuk memutihkan gigi yang tidak kalah dengan produk luar negeri.
Feni berharap melalui produk tersebut dokter gigi tidak perlu mengimpor material pemutih gigi dari luar negeri lagi.
"Jika kita dapat mengolah sumber daya alam kita yang begitu melimpah, ke depan harapannya kita dapat mengurangi ketergantungan untuk mengimpor material kedokteran gigi," ujar Feni Istikharoh.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
Salah satu mahasiswa, Ririn Lutvita Sari di Malang, Kamis, mengatakan gigi yang mengalami perubahan warna secara ekstrinsik sulit dihilangkan dengan cara menggosok gigi maupun scalling, dan salah satu cara yang selama ini dilakukan adalah dengan pemutihan gigi atau bleaching.
Namun, bahan pemutih gigi itu memberikan efek meningkatnya porositas atau penurunan kekuatan gigi, sehingga menurunkan kekerasan enamel.
Baca juga: Berikut tiga syarat PSBB di Malang Raya bisa sukses dan efektif menurut pakar Universitas Brawijaya
Oleh karena itu, ke tiga mahasiswa tersebut mencoba memaksimalkan potensi asam jawa sebagai bahan pemutih gigi.
"Bahan alami yang mempunyai kemampuan untuk mengubah warna gigi atau menghilangkan noda gigi, yaitu asam malat (malic acid). Salah satu buah yang mengandung asam malat adalah buah asam jawa (Tamarindus indica L)," kata Ririn.
Ketiga mahasiswa itu kemudian mengubah asam jawa menjadi gel untuk menjadi produk pemutih gigi dan bisa diaplikasikan ke gigi selama kurang lebih 10-20 menit dan dilakukan 2-3 kali dalam satu hari.
Produk pemutih gigi berbentuk gel dari asam jawa lebih efektif dan aman karena memiliki ukuran nanopartikel dan menggunakan bahan-bahan alami.
Baca juga: UI-Brawijaya Gelar Konferensi Internasional Ilmu Komputer
Sedangkan asam malat memiliki berat molekul sangat rendah, sehingga mampu berdifusi ke dalam email dan dentin. Selain itu, dapat mengoksidasi permukaan email gigi dengan cara melepaskan oksigen yang bebas pada ikatan rangkap dari senyawa organik dan anorganik dalam gigi.
Dalam proses kerjanya akan terjadi proses oksidasi melibatkan oksigen dan hilangnya hidrogen. Pada proses oksidasi terjadi pemecahan rantai zat chromofor pada gigi yang sebelumnya berikatan pada pelikal, sehingga menyebabkan warna gigi menjadi lebih gelap dan terjadi reaksi reduksi yang membuat warna gigi menjadi lebih terang.
Dosen pembimbing ketiga mahasiswa tersebut, Feni Istikharoh menjelaskan hampir 90 persen material kedokteran gigi merupakan produk impor, sehingga tidak heran jika material kedokteran gigi saat ini relatif mahal.
"Kita tahu bahwa sumber daya alam di Indonesia sangatlah melimpah, salah satunya adalah asam jawa. Asam jawa memiliki kandungan asam malat dan asam oksalat yang cukup tinggi," kata Feni.
Baca juga: Peneliti: Sinar UV dari matahari bisa bersihkan udara dari virus corona
Adanya penelitian mengenai asam jawa yang nantinya dikembangkan menjadi produk nanogel dapat berpotensi untuk digunakan sebagai produk material pemutih gigi yang aman, serta memiliki kemampuan untuk memutihkan gigi yang tidak kalah dengan produk luar negeri.
Feni berharap melalui produk tersebut dokter gigi tidak perlu mengimpor material pemutih gigi dari luar negeri lagi.
"Jika kita dapat mengolah sumber daya alam kita yang begitu melimpah, ke depan harapannya kita dapat mengurangi ketergantungan untuk mengimpor material kedokteran gigi," ujar Feni Istikharoh.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020