Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) University Prof Arif Satria mengaku sempat memberikan sambutan dalam Forum Silaturahmi Alumni (FSA) VI 2020 pada Sabtu pagi, meski terkonfirmasi positif COVID-19.

"Tadi pagi saya memberi sambutan pertemuan akbar alumni IPB," ungkapnya saat dihubungi ANTARA melalui pesan singkat di Bogor, Sabtu.

Ia mengaku telah memberi lima pesan untuk para alumnus IPB dalam acara yang diselenggaran secara virtual melalui Zoom Meeting dan YouTube mulai pukul 08.00 hingga 12.05 WIB.

Meski dinyatakan positif dari hasil tes usap mandiri, selaku rektor, ia tetap memutuskan beraktivitas secara virtual. Pasalnya, Prof Arif merasa dalam kondisi fisik yang baik.

"Saya merasa dalam kondisi fisik yang baik untuk tetap dapat beraktivitas dan melaksanakan tanggung jawab saya selaku rektor melalui koordinasi secara virtual. Saya akan melaksanakan protokol kesehatan untuk isolasi mandiri sampai dengan dinyatakan sembuh," katanya.

Sebanyak lima pesan Rektor IPB dalam FSA VI 2020, yakni alumnus IPB harus kompak, solid, saling membesarkan, dan jangan ada konflik yang tidak perlu di media sosial.

"Ingat pepatah Jawa 'kalah wirang menang orang kondang' yang artinya kalah malu dan menang tidak dapat apa-apa," katanya.

Alumnus IPB, katanya, harus percaya diri dan bangga pada almamater.

Baca juga: Rektor IPB University Prof Arif Satria terkonfirmasi positif COVID-19

"Kita harus bangga dengan karya almamater kita. Banggalah dengan apa yang kita miliki dan kita capai. Nampaknya bagi mereka yang inferior, seolah kita ditakdirkan sebagai 'follower' dan tertinggal selamanya. Tidak ada keberanian untuk menjadi yang terdepan. Inilah ciri-ciri mental inferior yang harus kita pupus," katanya.

Alumnus IPB, katanya, harus menjadi pelopor pembangunan Agro-Maritim 4.0.

"Pandemi COVID-19 momentum untuk menunjukkan pada dunia bahwa seKtor agro-maritim adalah solusi. Sektor ini yang masih tumbuh positif, dan karenanya harus kita wujudkan kemandirian pangan. Jaringan alumni IPB merupakan aset bangsa untuk menunjukkan hal tersebut," katanya.

Alumnus IPB harus menjadi sumber terbaik inovasi dan inspirasi.

"Dunia terus berubah. Inovasi kita juga harus tumbuh dan berubah. Mari terus berinovasi dengan daya manfaat yang lebih besar lagi. Kuncinya adalah kreativitas, 'future mindset', kolaborasi, dan berani bermimpi. Mimpi besar akan menghasilkan inovasi besar. Tebarlah selalu inspirasi. Jadikan pertemuan dan silaturahmi sebagai arisan inspirasi. Inspirasi akan membuat kita optimis dan percaya diri," katanya.

Alumnus IPB, katanya, harus menjadi bagian dari masa depan.

Baca juga: Ratna Listy duet dengan Rektor IPB pada "Malam Puncak Kreatif" di Bogor (video)

"Kata Abraham Lincoln, 'the Best way to predict the future is to create it'. Menciptakan masa depan hari ini hanya bisa terjadi kalau kita punya inspirasi dan inovasi. Keduanya berasal dari sebuah mimpi. Mimpi tidaklah muncul saat kita tidur, tapi saat kita sadar. Untuk menjadi bagian dari masa depan kita harus fokus pada 'future practice' dan bukan semata 'best practice'. Fokus pada 'future practice' akan menjadikan kita leader dan penentu perubahan. Sebaliknya fokus pada best practice hanya menjadikan sebagai follower semata," katanya.

Pewarta: M Fikri Setiawan

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020