Bogor, (Antaranews Bogor) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, Jawa Barat, menarik peredaran dua jenis apel Granny Smith dan Galal Royal asal Amerika Serikat yang dilaporkan terkontaminasi bakteri Listeria monocytogenes.

"Kami sudah meminta seluruh penjual buah-buahan di toko modern maupun pasar tradisional untuk menarik peredaran dua jenis apel tersebut," kata Kepala Bidang Pedagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor Mangahit Sinaga di Bogor, Kamis.

Mangahit mengatakan langkah antisipasi tersebut telah dilakukan sejak Senin, karena beberapa laporan peredaran dua apel asal Amerika tersebut ada di Kota Bogor.

Menindaklanjuti himbauan untuk menarik peredaran buah apel tersebut, Disperindag melakukan pemantauan di lapangan dengan mendatangi sejumlah toko penjualan buah-buahan baik pasar modren maupun pasar tradisional.

"Hasil penyisiran hari ini, dua jenis apel tadi sudah tidak ada lagi beredar di pasaran," katanya.

Menurutnya peredaran dua jenis apel yang disinyalir terkontaminasi bakteri Listeria Monocytogenes terdapat di Kota Bogor, tersebar di sejumlah pedagang baik pasar lokal maupun pasar modren.

Ia mengatakan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan sudah mengambil langkah antisipatif sejak Minggu malam dengan menghubungi sejumlah pedagang dan suplair buah di Kota Bogor untuk menarik dua jenis apel dengan kode produk 93321 milik Bidart Bros.

"Kita berterimakasih kepada pedagang dan juga suplair yang sudah bersedia menarik peredaran dua jenis apel ini dipasaran," katanya.

Untuk memastikan tidak adanya peredaran dua jenis apel yang terkontaminasi bakteri Listeria Monocytogenes tersebut, Disperindah melakukan penyisiran ke sejumlah toko buah yang ada di Kota Bogor.

Dengan menurunkan dua tim yang terdiri dari 9 orang petugas gabungan dari Satpol PP, Dinas Pertanian dan Disperindag melakukan pengecekan ke sejumlah toko dan pasar buah. Petugas mengambil sejumlah sampel apel yang masih dijual yang berasal dari perusahaan pengepakan di luar Amerika.

"Sampel apel ini kita uji dilaboratorium untuk mengetahui hasilnya apakah ada mengandung bakteri atau tidak," katanya.

Sinaga menambahkan, pihaknya akan melakukan penyitaan bila terdapat pedagang yang masih menjual dua jenis apel tersebut. Tetapi pihaknya belum melakukan penyitaan karena sudah menghimbau agar pedagang atau penjual menarik sendiri peredaran apel sehingga dapat memperoleh uang pengembalian dari distributor barangnya.

Sementara itu, Pakar Microbiologi Pangan IPB Prof Ratih Dewanti, MSc mengatakan pemerintah perlu mewaspadai perkembangan bakteri Listeria Monocytogenes pada apel lokal dengan memperbaiki sistem pengepakan pada buah dan sayur maupun produk pertanian lainnya.

"Karena bakteri ini ada di tanah, udara dan air, jadi kalau mengenai buah dan barang-barang pertanian lainnya lazim-lazim saja terjadi," katanya.

Dosen Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian IPB ini mengatakan, kasus bateri Listeria Monocytogenes pada apel Granny Smith dan Galal Royal asal Amerika bukan baru pertama kali terjadi.

Kasus terebut muncul pada pertengah Oktober dan Desember 2014 lalu, berawal dari ditemukannya bateri Listeria pada tubuh pasien setelah mengkonsumsi karamel apel. Sebanyak 31 orang dikabarkan sakit karena mengandung bateri Listeria Monocytogenes di dalam tubuhnya.

Pemerintah setempat mengkonfirmasi terkait kasus tersebut pada bulan Desember dengan melakukan investigasi. Dan awal Januari diumumkan bahwa secara DNA sama persis dengan bateri yang ada pada pasien.

"Hasil investigasi bakteri ada di pabrik pengepakan apelnya Bidart Bros, jadi diduga apelnya yang membawa bakteri Listeria Monocytogenes ini," katanya.

Kasus serupa juga pernah pada tahun 2011 di Kanada, bateri Listeria Monocytogenes ditemukan pada buah melon, dimana 30 orang dikabarkan meninggal dunia dan sekitar 140 orang terserang bakteri yang sama.

"Kasus ini pertama kali dipublikasi muncul pada tahun 1981 terjadi pada coleslaw atau kubis salad. Lalu pada tahun 1985 bakteri mengontaminasi keju yang terbuat dari susu mentah," katanya.

Dikatakannya dampak dari bakteri Literia Monocytogenes jarang membikin sakit, tetapi bagi orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah seperti Lansia dan ibu hamil akan mengakibatkan sakit yang menyerupai flu.

Bagi lansia, serangan bakteri Literia Monocytogenes dapat menggaggu lebih jauh ke dalam tubuhnya, sedangkan yang lebih menjadi korban adalah ibu hamil. Bakteri menyerang janin yang berakhir dengan keguguran atau bayi yang dilahirkan meninggal (stillbirth).

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015