Cibinong, (Antaranews Bogor) - Sebanyak 123 kader Pos pelayanan terpadu (Posyandu) di empat desa Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, mengikuti pelatihan program Revitalisasi Posyandu yang diselenggarakan oleh pemerintah bekerja sama dengan Chevron Geothermal Salak Ltd.

"Pelatihan kader kesehatan ini dilaksanakan di empat desa yang menjadi ring satu di Kecamatan Pamijahan yakni Desa Ciasmara, Desa Ciasihan, Desa Cibunian dan Desa Purwabakti," kata Gita Fadilla selaku Team Manager Policy, Goverment and Public Affair Chevron Geothermal Salak (CGS), disela-sela pembukaan Program Revitalisasi Posyandu di Desa Ciasmara, Kecamatan Pamijahan, Selasa.

Ia mengatakan, pelatihan kader kesehatan Posyandu dan peraji ini dilakukan secara pertahap di empat desa. Tahap pertama dilangsungkan di Desa Ciasmara, diikuti sebanyak 33 kader dari 11 posyandu yang ada di desa tersebut.

"Melalui pelatihan ini, para kader diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhan di wilayah pelayanannya," katanya

Dikatakannya, kader tidak hanya diberikan pelatihan pengetahuan untuk masalah kesehatan tetapi juga pengetahuan dan keterampilan dalam berkomunikasi dengan masyarakat, dapat mengajak untuk bisa menerapkan pola hidup sehat.

"Program revitalisasi posyandu yang dimaksudkan tidak hanya membangun fisik posyandu saja, tetapi membangun kapasitas ilmu dan pengetahuan para kader posyandu dan peraji di empat desa ini," kata Gita.

Menurut General Manager Policy, Goverment and Public Affairs CGS Paul Mustakim, peran kader dalam penyelenggaraan posyandu sangat besar karena selain sebagai pemberi informasi kesehatan kepada masyarakat juga sebagai penggerak masyarakat agar datang ke posyandu dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat.

Ia menambahkan, setelah Desa Ciasmara, pelatihan berikutnya akan dilaksanakan di Desa Ciasihan untuk 30 kader, Desa Cibunian 33 kader, dan Desa Purwabakti 33 kader yang akan dilaksanakan pada minggu pertama Februari.

"Selama pelatihan para kader didampingi oleh mitra CGS dalam melaksanakan program yakni LSM Anggana. Jadi, tidak hanya pengetahuan masalah kesehatan saja yang diharapkan meningkat, tetapi juga pengetahuan dan keterampilan dalam berkomunikasi," katanya.

Kepala Desa Ciasmara Usup Suparman mengapresiasi adanya kepedulian swasta membantu masyarakat desanya dalam membangun sistem kesehatan yang lebih baik dengan adanya kader posyandu dan peraji yang berpengalaman.

Menurut dari 11 posyandu yang ada di Desa Ciasmara kondisinya beragam, ada yang bagus kinerja pelayanan dan ada juga yang redup seperti kata pepatah "hidup segan mati tak mau".

"Kondisinya karena wilayah Desa Ciasmara ini sangat luas, dan jarak antara satu RW dengan RW lainnya berjauhan bahkan ada yang sampai 1 km, sehingga akses kesehatan masyarakat tidak merata," katanya.

Ia mengatakan, kader posyandu merupakan ujung tombak pemerintah di daerah untuk meningkatkan kesehatan masyarakat terutama ibu dan anak, keluarga berencana, imunisasi, peningkatan gizi, penanggulangan diare, sanitasi dasar serta penyediaan obat esensial.

"Melalui program-program ini kedepannya, kader-kader posyandu akan lebih aktif dengan cara mendatangi warga yang lokasi rumahnya jauh," katanya.

Dalam pelatihan kader posyandu tersebut ditampilkan pertunjukan wayang golek dari dalang muda bertalenta asli Kabupaten Bogor Asep Dedi Amung Sutarya, yang menampilkan petas singkat dengan judul "Menjadi Kader Posyandu yang Tangguh dan Kreatif".

Melalui pertunjukan selama 45 menit tersebut kader posyandu diharapkan akan lebih memahami tentang pentingnya peran mereka dalam menjaga dan meningkatkan kesehatan amsyarakat di Posyandunya masing-masing.

Masing-masing kelompok Posyandu juga diminta memeragakan kegiatan posyandu. Melalui kegiatan tersebut, dokter di Puskesmas Pamijahan dapat mengevaluasi hal-hal yang kurang agar bisa dibenahi di kemudian hari.

Koordinator Kader Posyandu Desa Ciasmara Siti Hindu (41), menilai pelatihan yang diikutinya sangat bermanfaat bagi para kader posyandu di tempatnya, dengan memberikan ilmu serta trik-trik baru tentang pelayanan posyandu.

"Kalau bisa kegiatan pelatihan dan pembinaan seperti ini lebih sering dilaksanakan. Ini yang kedua kalinya saya ikut pelatihan, yang pertama dilaksanakan oleh pemerintah provinsi," kata Siti yang sudah 19 tahun menjadi kader posyandu.

Ia mengatakan kendala yang dihadapi selama menjadi kader posyandu adalah mengumpulkan masyarakat untuk mengikuti kegiatan di posyandu. Karena jarak yang berjauhan, kesadaran masyarakat baru 50 persen mengakses layanan kesehatan.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015