Palang Merah Indonesia (PMI) mempertahankan komitmen kemanusiaan mereka terhadap masyarakat yang terkena dampak Gempa Lombok melalui penyesuaian yang dilakukan pada program bantuan pemulihan mereka untuk memungkinkan mereka memenuhi kebutuhan yang berkembang akibat COVID-19 di pulau itu.
PMI telah berada di lapangan sejak terjadinya gempa Lombok 2018 melakukan respon kemanusiaan dan sejak itu mereka terus memberikan layanan teknis melalui berbagai program termasuk menyediakan akses air bersih, sanitasi dan kebersihan (WASH), bantuan, uang tunai / voucher, kesehatan, PRB (Pengurangan Resiko Bencana) dan logistik.
Ketika pandemi virus Corona mulai menyebar ke seluruh dunia, PMI memutuskan untuk menyesuaikan operasi pemulihan yang sedang berlangsung dan memenuhi tantangan baru yang muncul.
Baca juga: PMI bagikan tabungan dan kartu ATM kepada 4 ribu korban gempa di Lombok
Penyelarasan program termasuk intervensi kesadaran Kesehatan hingga ke semua wilayah terdampak dengan secara agresif melakukan edukasi public dan juga kampanye Kesehatan pencegahan COVID-19 di tingkat komunitas.
Selain itu PMI juga memberikan distribusi kit disinfektan dan pemasangan tempat cuci tangan pakai sabun. Komunitas selalu menjadi inti dari kerja PMI dengan secara aktif melibatkan para relawan dan personelnya dalam merancang dan melaksanakan program pemulihan untuk memastikan membangun komunitas yang tangguh yang dapat merespons dan mengurangi risiko di komunitasnya masing-masing.
Sekretaris Jenderal PMI, Sudirman Said memaparkan sifat bantuan kemanusiaan PMI di Lombok, dalam siaran pers yang dibagikan untuk memperingati ulang tahun kedua Gempa Lombok 2018 dan Hari Kemanusiaan Sedunia pada 19 Agustus 2020.
“Relawan kami selalu menjadi yang terdepan setiap kali terjadi bencana. Dua tahun lalu, paska gempa Lombok 2018, kami mengerahkan 1.186 relawan untuk membantu masyarakat yang terdampak. Kini, dalam menanggapi pencegahan COVID-19, kami mengerahkan 6.940 relawan dari seluruh Indonesia, terutama ke delapan provinsi dengan kasus COVID-19 terbanyak. Mereka berada di garda terdepan, langsung menembus ke zona merah, ” jelas Sudirman Said.
Baca juga: PMI bantu pembangunan toilet untuk korban gempa di Lombok Utara
Data pemerintah Lombok melaporkan lebih dari 2.000 kasus COVID dengan 132 kematian di Lombok, kini. Menyusul implementasi realitas baru yang dijuluki “normal baru”, Palang Merah Indonesia mendorong respons pencegahan yang lebih intens melalui penyemprotan disinfektan di lokasi yang rentan, seperti sekolah, tempat ibadah, kantor, dan pasar.
Selain itu, juga menerjunkan relawan untuk melakukan kampanye dan edukasi terkait tata tertib kesehatan hingga tingkat rumah tangga, khususnya dalam hal pemakaian masker, cuci tangan pakai sabun, dan menjaga jarak fisik.
Hingga saat ini, kegiatan Palang Merah Indonesia telah didukung oleh berbagai mitra, termasuk Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC), kantor IFRC di Indonesia telah bekerja sama dengan PMI sejak awal gempa Lombok 2018.
Sebagai bagian dari mandatnya terhadap jaringan global 192 masyarakat nasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah PMI dan IFRC telah memberikan promosi kesehatan kepada 102.879 orang; 8.046 orang telah menerima bantuan kemanusiaan dari PMI; 133 umpan balik hotline, di mana setiap orang bisa mendapatkan akses ke informasi seputar COVID-19; dan 11 sesi pembicaraan radio acara untuk memastikan akses masyarakat yang lebih luas ke informasi dan pendidikan seputar COVID-19.
Baca juga: PMI Lombok Utara distribusikan air bersih untuk korban gempa
"Total ada 657.651 penerima manfaat dari bantuan kemanusiaan PMI. Pembelajaran yang didapat dari dua tahun terakhir saat melaksanakan operasi pemulihan pascagempa juga berguna dalam merespon pandemi saat ini. Dalam rangka Hari Kemanusiaan Sedunia, Kami menghargai upaya luar biasa yang ditunjukkan dan dilakukan oleh relawan PMI di lapangan yang telah berada di garis depan bekerja sepanjang waktu terlepas dari kompleksitas situasi dan risiko seputar pekerjaan mereka dalam konteks COVID-19 saat ini. Oleh karena itu, menjadi prioritas utama kami untuk memastikan perlindungan keselamatan dan kesehatan relawan kami yang melakukan pekerjaan kemanusiaan dalam penanganan COVID-19, ” jelas Manajer Operasi Gempa Lombok Rad Al Hadid Selat Lombok, Sulawesi dan Selat Sunda IFRC.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
PMI telah berada di lapangan sejak terjadinya gempa Lombok 2018 melakukan respon kemanusiaan dan sejak itu mereka terus memberikan layanan teknis melalui berbagai program termasuk menyediakan akses air bersih, sanitasi dan kebersihan (WASH), bantuan, uang tunai / voucher, kesehatan, PRB (Pengurangan Resiko Bencana) dan logistik.
Ketika pandemi virus Corona mulai menyebar ke seluruh dunia, PMI memutuskan untuk menyesuaikan operasi pemulihan yang sedang berlangsung dan memenuhi tantangan baru yang muncul.
Baca juga: PMI bagikan tabungan dan kartu ATM kepada 4 ribu korban gempa di Lombok
Penyelarasan program termasuk intervensi kesadaran Kesehatan hingga ke semua wilayah terdampak dengan secara agresif melakukan edukasi public dan juga kampanye Kesehatan pencegahan COVID-19 di tingkat komunitas.
Selain itu PMI juga memberikan distribusi kit disinfektan dan pemasangan tempat cuci tangan pakai sabun. Komunitas selalu menjadi inti dari kerja PMI dengan secara aktif melibatkan para relawan dan personelnya dalam merancang dan melaksanakan program pemulihan untuk memastikan membangun komunitas yang tangguh yang dapat merespons dan mengurangi risiko di komunitasnya masing-masing.
Sekretaris Jenderal PMI, Sudirman Said memaparkan sifat bantuan kemanusiaan PMI di Lombok, dalam siaran pers yang dibagikan untuk memperingati ulang tahun kedua Gempa Lombok 2018 dan Hari Kemanusiaan Sedunia pada 19 Agustus 2020.
“Relawan kami selalu menjadi yang terdepan setiap kali terjadi bencana. Dua tahun lalu, paska gempa Lombok 2018, kami mengerahkan 1.186 relawan untuk membantu masyarakat yang terdampak. Kini, dalam menanggapi pencegahan COVID-19, kami mengerahkan 6.940 relawan dari seluruh Indonesia, terutama ke delapan provinsi dengan kasus COVID-19 terbanyak. Mereka berada di garda terdepan, langsung menembus ke zona merah, ” jelas Sudirman Said.
Baca juga: PMI bantu pembangunan toilet untuk korban gempa di Lombok Utara
Data pemerintah Lombok melaporkan lebih dari 2.000 kasus COVID dengan 132 kematian di Lombok, kini. Menyusul implementasi realitas baru yang dijuluki “normal baru”, Palang Merah Indonesia mendorong respons pencegahan yang lebih intens melalui penyemprotan disinfektan di lokasi yang rentan, seperti sekolah, tempat ibadah, kantor, dan pasar.
Selain itu, juga menerjunkan relawan untuk melakukan kampanye dan edukasi terkait tata tertib kesehatan hingga tingkat rumah tangga, khususnya dalam hal pemakaian masker, cuci tangan pakai sabun, dan menjaga jarak fisik.
Hingga saat ini, kegiatan Palang Merah Indonesia telah didukung oleh berbagai mitra, termasuk Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC), kantor IFRC di Indonesia telah bekerja sama dengan PMI sejak awal gempa Lombok 2018.
Sebagai bagian dari mandatnya terhadap jaringan global 192 masyarakat nasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah PMI dan IFRC telah memberikan promosi kesehatan kepada 102.879 orang; 8.046 orang telah menerima bantuan kemanusiaan dari PMI; 133 umpan balik hotline, di mana setiap orang bisa mendapatkan akses ke informasi seputar COVID-19; dan 11 sesi pembicaraan radio acara untuk memastikan akses masyarakat yang lebih luas ke informasi dan pendidikan seputar COVID-19.
Baca juga: PMI Lombok Utara distribusikan air bersih untuk korban gempa
"Total ada 657.651 penerima manfaat dari bantuan kemanusiaan PMI. Pembelajaran yang didapat dari dua tahun terakhir saat melaksanakan operasi pemulihan pascagempa juga berguna dalam merespon pandemi saat ini. Dalam rangka Hari Kemanusiaan Sedunia, Kami menghargai upaya luar biasa yang ditunjukkan dan dilakukan oleh relawan PMI di lapangan yang telah berada di garis depan bekerja sepanjang waktu terlepas dari kompleksitas situasi dan risiko seputar pekerjaan mereka dalam konteks COVID-19 saat ini. Oleh karena itu, menjadi prioritas utama kami untuk memastikan perlindungan keselamatan dan kesehatan relawan kami yang melakukan pekerjaan kemanusiaan dalam penanganan COVID-19, ” jelas Manajer Operasi Gempa Lombok Rad Al Hadid Selat Lombok, Sulawesi dan Selat Sunda IFRC.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020