Kasus positif virus korona (covid-19) di Indonesia per 7 Agustus 2020 bertambah 2.473. Dengan penambahan itu, total kasus positif virus korona di Indonesia hari ini menjadi 121.226.

Kekhawatiran masyarakat Indonesia kian meningkat setelah penyebarannya belum juga menunjukkan penurunan meski pemerintah melakukan pendeteksian melalui rapid test.

DR. Dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K) dokter spesialis paru dari Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan ada metode lain yang juga kilat namun lebih akurat dari rapid test antibody.

"Sebetulnya ada metode lain yang juga kilat namun lebih akurat. Namanya swab antigen," katanya saat dihubungi, Jum"at (7/8).

Erlina yang memperoleh gelar magister sains (M.Sc) dari Heidelberg University, Jerman pada 1995 berpendapat, Tes swab antigen bisa menjadi metode lain sebagai alat uji yang yang juga kilat namun lebih akurat. 

Pasalnya, Korea Selatan yang menggunakan swab antigen ini berhasil meredam penyebaran Covid-19. Dimana Korsel merupakan salah satu negara dengan kasus terbanyak pada akhir Maret lalu. Keberhasil Negeri Ginseng dalam mengatasi penyebaran Covid-19 ini diikuti berbagai negara di dunia.

Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Cabang Jakarta periode 2017–2020 dan periode 2015–2017 ini berharap swab antigen dapat menjadi pilihan dalam mengatasi penyebaran Covid-19 di Indonesia.

Saat ditanya setujukah jika pemerintah menyediakan Swab antigen? Erlina yang aktif di organisasi profesi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan kelompok kepakaran serta terlibat dalam program pemerintah ini langsung menyatakan sepakat. 

"Sepakat jika pemerintah menyediakan," tutupnya. Sebelumnya, Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Profesor Prof Amin Soebandrio, telah menjabarkan, secara garis besar, terdapat dua macam tes untuk mengetahui apakah seseorang mengidap Covid-19. Yang pertama, tes swab dan yang kedua adalah tes kilat antibodi atau belakangan dikenal dengan rapid test.

Tes swab dilakukan dengan cara mengambil sampel pada bagian hidung atau tenggorokan. Lalu, sampel tersebut dikirim ke laboratorium untuk ditemukan tanda-tanda materi genetika virus.

Selanjutnya, dilakukan tes diagnostis menggunakan sampel atau swab untuk dianalisa di laboratorium memakai polymerase chain reaction (PCR), yang bisa diandalkan akurasinya.

Namun, tes swab PCR membutuhkan beberapa hari untuk mengetahui hasilnya. Selain itu, harga untuk tes swab tergolong mahal, berkisar dari Rp 1,5 juta hingga Rp 5 juta.

Mengingat pemerintah Indonesia tidak menggratiskan biaya tes virus corona, masyarakat perlu selektif memilih alat tes yang akurat dan terjangkau. Dalam situasi pandemi seperti sekarang, diperlukan waktu yang lebih singkat untuk mengetahui hasil tes.

Tes swab antigen bisa menjadi metode lain sebagai alat uji yang yang juga kilat namun lebih akurat. Korea Selatan memulai pemakaian alat tes antigen, yang kemudian diikuti berbagai negara di dunia.

Antigen adalah protein yang dikeluarkan oleh virus, termasuk Covid-19. Antigen dapat terdeteksi ketika ada infeksi yang sedang berlangsung di tubuh seseorang. 
Karena itu, tes swab antigen dapat mendeteksi keberadaan antigen virus corona pada orang yang sedang mengalaminya.
"Jadi, swab antigen seperti rapid test, tapi yang dideteksi itu antigen. Tentu kalau bisa mendeteksi antigennya, itu memang lebih baik daripada mendeteksi antibodi. Karena antigen itu langsung mewakili virusnya," ujar Profesor Amin Soebandrio. 

Sebagai contoh, Korea Selatan (Korea Selatan) dianggap sebagai negara yang tergolong berhasil meredam penyebaran Covid-19. Korsel sempat masuk salah satu negara dengan kasus terbanyak pada akhir Maret 2020.

Tapi, setelah empat bulan kemudian, Korsel mampu meningkatkan angka pasien yang sembuh dan menurunkan laju penyebaran. Negeri Ginseng itu sukses melandaikan kurva pertumbuhan Covid-19.

Bahkan, tingkat kematian di negara tersebut pun sangatlah rendah. Sampai Kamis (30/7/2020), Korsel memiliki 14.305 kasus Covid-19, 301 orang di antaranya meninggal, dan 13.183 orang dinyatakan sembuh.

Pemerintah Korsel melalui KCDC (Korean Centers for Disease Control and Prevention) mampu merespons cepat dan terstruktur dalam menemukan pasien positif Covid-19. Mereka melakukan cara tes secara massal dan tracing kasus dengan rinci.

Korsel memakai cara drive-thru dan walk-thru untuk melakukan tes Covid-19 kepada masyarakatnya menggunakan tes swab antigen.

Cara ini menyita perhatian dunia dan diikuti sejumlah negara dalam melakukan tes Covid-19 kepada warganya. Tes Covid-19 tersebut juga dilakukan secara gratis. (RLs/Ind/47*).

Pewarta: Pewarta Antara

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020