Irman "None" Yasin Limpo tengah menyiapkan market place secara gratis untuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sehingga pertumbuhan ekonomi terus tumbuh walau dihadapkan pada tantangan apapun. Pasalnya, kerjasama penggunaan market place ternyata profit share-nya lumayan memberatkan pelaku UMKM.

Guna menggairahkan kembali UMKM, None telah menghadirkam program KataNone. Program ini secara nyata telah memberikan dampak nyata pada terbukanya lapangan kerja baru dan diikuti pula mengurangi pengangguran.

"Selama program KataNone, saya banyak berbicara dengan para pelaku UMKM dan saya mengambil kesimpulan bahwa salah satu yang harus didorong dengan massif adalah penggunaan digital transaksi dan digital promosi bagi pelaku UMKM, termasuk kerjasama penggunaan market place yang ternyata profit share-nya lumayan memberatkan pelaku UMKM, khususnya di masa pandemi ini," jelas None di Makassar, dalam keterangan tertulisnya, Senin.

Menurut None, profit share market place terasa berat bagi para pelaku UMKM, karena dalam kondisi pandemi, mereka menggaji karyawan saja sulit. Malah, ada yang mengambil sikap untuk Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

"Padahal karyawan UMKM paling dua sampai lima orang," ujarnya.

None menilai UMKM saat ini mengalami penurunan omset, sekaligus juga memproduksi pengangguran. Ia berharap mampu meringankan beban cost produksi UMKM sekaligus membuat peluang kerja bagi mereka yang punya potensi untuk berbisnis, dalam satu program.

"Tunggu tanggal mainnya. Ini semua inspirasi dari KataNone," pungkasnya.

Program Kata None Gairahkan UMKM

Kehadiran program KataNone terbukti menggairahkan kembali Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Alhasil, berdampak langsung pada terbukanya lapangan kerja baru dan mengurangi pengangguran.

Terbukti, tidak kurang dari 100 UMKM sudah dipromosikan di program KataNone, yang diinisiasi dan dipandu langsung Irman Yasin Limpo. Mulai dari usaha kuliner, fashion, pertanian, hingga olahan produk perikanan. Bahkan, beberapa diantaranya mendapatkan bantuan modal usaha dari donatur yang menyaksikan podcast KataNone.

Yuni, misalnya, pedagang peyek ini bahkan sudah nyaris putus asa setelah sekolah diliburkan akibat pandemi Covid-19. Pasalnya, selama ini ia menitipkan peyek buatannya di kantin-kantin sekolah, usahanya terpuruk hingga harus menjual smartphone milik anaknya.

Namun demikian karena ia tampil di podcast KataNone, yang ditayangkan live di platform Instagram dan Facebook, ada beberapa donatur yang tersentuh dan bersedia membantu kehidupan Yuni.
Kini, ia mulai kebanjiran pesanan.

“Saya sampai terharu. Tidak menyangka dapat bantuan yang demikian besar. Bantuan ini ibaratnya bukan sekadar memberi ikan, tetapi kail untuk memancingnya juga,” katanya.

Yuni tidak sendiri. Hampir semua pelaku UMKM yang tampil di KataNone, mengalami hal serupa. Pemilik Falah Syahda, Jumrawati Ningsi, juga senasib dengan Yuni.

Bergerak di bidang fashion, omsetnya anjlok hingga 70 persen di awal pandemi Covid-18. Pasca tampil di podcast KataNone, Falah Syahda sebagai usaha penyedia jasa jahit makin dikenal luas di masyarakat. Saat ini, orderannya kembali normal, bahkan cenderung meningkat.

“Alhamdulillah, sekarang sudah normal. Makin kesini juga makin banyak,” ungkapnya

Pewarta: Pewarta Antara

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020