Anggota DPR RI Dedi Mulyadi mengaku tidak betah berlama-lama di dalam gedung DPR RI, Senayan, Jakarta karena ruangan yang ada di gedung tersebut minim ventilasi.

"Ruangannya kurang nyaman. Terlalu banyak alat pendingin dan minim ventilasi," kata Dedi, melalui sambungan telepon di Kabupaten Karawang, Jabar, Senin.

Ia menyampaikan, di tengah pandemi COVID-19 seperti saat ini, ruangan DPR rawan penularan virus corona akibat minim ventilasi.

"Itu salah satu alasan saya jarang 'nongkrong' di gedung DPR dan banyak keliling ke lapangan. Ya, karena gedungnya tidak nyaman. Di gedung itu ruangannya yang tertutup dilengkapi dengan alat pendingin dan tak ada ventilasi," katanya.

Baca juga: Dedi Mulyadi inisiasi dibukanya persawahan dan perkebunan baru seluas ribuan hektare
Baca juga: DPR dan Kementerian LHK sepakat kaji status daerah tujuan wisata Kawasan Baduy
Baca juga: Perannya digantikan mesin, DPR minta Kementan perhatikan nasib buruh tani

Mantan Bupati Purwakarta ini mengaku setiap masuk kantor untuk rapat, hanya menunggu di luar gedung sambil berkeliling, tidak di dalam ruangan.

Bahkan sesekali Dedi menemui Satpam untuk berbincang-bincang. Setelah jam rapat tiba, baru masuk ruangan.

"Setelah rapat pun saya langsung pulang. Saya pakai AC hanya di dalam mobil. Itu pun 24 derajat," katanya.

Atas hal tersebut, ia menyarankan agar gedung DPR layak direnovasi, terutama berkenaan dengan ventilasi. Karena gedung itu harus memiliki banyak ventilasi dan mengurangi alat pendingin. Jendela-jendelanya juga harus terbuka. 
 

Pewarta: M.Ali Khumaini

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020