Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi menyebutkan kunci sukses kota ini menjadi daerah yang pertama di Jawa Barat yang berstatus zona hijau COVID-19 adalah tingkat disiplin masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan maksimal.

"Kami sangat mengapresiasi seluruh elemen masyarakat yang telah mendukung upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19, namun dengan keberhasilan Kota Sukabumi menjadi daerah yang pertama berstatus zona hijau kolaborasi ini harus tetap dipertahankan agar segera pulih dari pandemi," kata Achmad Fahmi di Sukabumi, Selasa.

Menurutnya, keberhasilan ini harus tetap dijaga jangan sampai Kota Sukabumi keluar dari zona hijau, apalagi sampai terjadi gelombang kedua penyebaran COVID-19. Maka dari itu, untuk memulihkan kondisi ini pihaknya terus berupaya melakukan berbagai upaya untuk melakukan pencegahan demi memutus mata rantainya.

Baca juga: Kota Sukabumi masuk zona hijau, Wali Kota: Perjuangan belum selesai

Adapun indikator Pemprov Jabar menetapkan status Kota Sukabumi menjadi zona hijau dinilai dari laju orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), tingkat kesembuhan dan kematian.

Kemudian reproduksi instan, transmisi atau kontak indeks, pergerakan oran dan risiko geografis atau perbatasan dengan wilayah transmisi lokal. Dari sembilan indikator tersebut, Kota Sukabumi dinilai lolos melalui tahapan itu, seperti laju ODP, PDP dan terkonfirmasi COVID-19 hampir sebulan terus menurun.

Bahkan, Kota Sukabumi tingkat kesembuhannya tinggi dan tidak ada pasien positif yang meninggal dunia, selain itu upaya pemerintah dan instansi setempat dalam menjalankan protokol kesehatan dinilai baik, meskipun saat ini masih ada tujuh pasien positif COVID-19 yang masih dirawat. Tapi, kondisi seluruh pasien kesehatannya membaik dan tinggal menunggu hasil tes usap tahap berikutnya.

Baca juga: Kota Sukabumi saat ini masuk dalam zona hijau COVID-19

Sejak awal pandemi COVID-19 atau pada Maret 2020, Kota Sukabumi sempat dikejutkan dengan adanya pemberitaan bahwa ada 300 warganya yang positif COVID-19, namun semua itu merupakan hasil rapid tets atau pemeriksaan cepat di salah satu instansi kenegaraan.

Tapi setelah dilakukan tes usap ternyata jumlahnya tidak sampai segitu dan hingga kini warga yang terkonfirmasi positif virus yang bisa menyebabkan kematian ini hanya 64 orang, bahkan 57 di antaranya sudah dinyatakan sembuh dan tidak ada kasus kematian.

Dari 64 warga yang positif COVID-19 di Kota Sukabumi mayoritas berasal dari kluster yang merupakan lembaga kenegaraan tersebut, adapun data terbaru Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 setempat masih ada tujuh pasien lagi yang menjalani perawatan di ruang isolasi khusus di RSUD R Syamsudin SH dan RS Secapa Polri Sukabumi.

"Perjuangan kita untuk pulih dari pandemi ini belum berakhir, warga harus tetap konsisten menerapkan standar protokol kesehatan di masa normal baru ini, jangan sampai lengah apalagi menurun kesadarannya dalam upaya mencegah penularan virus ini," tambahnya.

Baca juga: Pasien positif COVID-19 sembuh di Kota Sukabumi terus bertambah

Sementara, Juru Bicara Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Sukabumi Wahyu Hendrayana mengatakan saat ini pihaknya gencar melakukan tes cepat maupun Polymerase Chain Reaction (PCR). Langkah ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana penyebaran virus tersebut di Kota Sukabumi.

Hasil sementara pemeriksaan tersebut dari ribuan sample PCR, ratusan telah keluar hasilnya dan negatif. "Diharapkan seluruh sampel yang dikirim ke Labkesda Provinsi Jabar hasilnya negatif dan tidak ada penambahan kasus baru terkonfirmasi COVID-19," katanya. 

Pewarta: Aditia Aulia Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020