Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat menyiagakan petugas kesehatan untuk menyisir lapak pedagang hewan kurban pada Idul Adha 1441 Hijriah/2020 Masehi di wilayah itu guna dilakukan "rapid test" untuk mengantisipasi penularan COVID-19.

"Kita akan melakukan 'rapid test' (tes cepat) COVID-19 kepada para pedagang hewan kurban yang ada di Kota Bekasi," kata Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Tjahjono di Bekasi, Senin.

Dia menjelaskan melalui jaringan RW Siaga pihaknya melakukan pemantauan kepada pedagang serta hewan kurban yang masuk ke wilayahnya.

Baca juga: Dispernakan Bekasi waspadai hewan kurban dari luar daerah

"Setelah mendapat laporan dari RW-RW Siaga kita langsung terjunkan petugas kesehatan yang kita miliki. Jadi pemeriksaan kesehatan ini kita mulai dari proses mereka, yaitu pedagang dan hewan kurban yang datang," katanya.

Pihaknya bahkan akan mengawasi secara ketat para pedagang yang berasal dari wilayah zona merah penyebaran COVID-19 selama berada di Kota Bekasi.

"Kalau untuk hewannya tentu yang kita khawatirkan adalah penyakit antraks. Kemudian yang datang, baik pedagang maupun pengantar hewannya, jika dia datang dari zona merah COVID-19, maka kita awasi ekstra ketat," katanya.

Baca juga: Ini Jumlah Personel Pemantau Hewan Kurban Bekasi

Jika saat pengecekan terdapat pedagang yang terindikasi COVID-19 berdasarkan gejala kesehatan, kata dia, tim medis segera melakukan tes cepat dan penanganan lebih lanjut.

"Kita masih punya alat rapid test untuk digunakan secara gratis bagi seluruh warga masyarakat yang akan hadir di Kota Bekasi," katanya.

Sementara terkait pendistribusian daging hewan kurban, Tri memastikan tetap dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 yakni menjaga jarak serta menghindari kerumunan.

"Warga yang memotong hewan kurban juga dilakukan thermo gun (cek suhu tubuh) dan tetap terapkan physical distancing," katanya.

Baca juga: Daya beli hewan kurban masyarakat Bekasi meningkat

Dia juga meminta segenap panitia pemotongan hewan kurban mulai memikirkan konsep pendistribusian daging kurban agar sesuai prosedur protokol kesehatan.

"Yang paling bahaya yakni adanya kerumunan massa ketika pendistribusian daging kurban di masjid-masjid. Kita berharap ini diubah pembagiannya, tidak masyarakat yang datang tapi diantar ke rumah, jadi panitia yang datang ke warga," demikian Tri Adhianto Tjahjono.

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020