Penumpang kereta commuter line atau kereta rel listrik (KRL) tampak antusiasme mendaftar dan menjalani rapid test yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Kesehatan di Stasiun Bogor pada Jumat (26/6) sore.
Penumpang KRL yang baru tiba di Stasiun Bogor mulai sekitar pukul 16:30 WIB, ketika diberi tahu oleh sejumlah petugas dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kota Bogor segera beramai-ramai mendaftar untuk menjalani rapid test.
Apalagi ketika pengelola Stasiun Bogor mengumumkannya melalui pengeras suara, sehingga lebih banyak lagi penumpang KRL yang pulang kerja dari Jakarta dan tiba di Stasiun Bogor mendaftar untuk menjalani rapid test.
Baca juga: Tes swab jaring ratusan penumpang KRL di Stasiun Bogor
Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyiapkan banyak meja dan kursi untuk pelaksanaan rapid test.dan swab test di Stasiun Bogor. Untuk kebutuhan tersebut, Dinas Kesehatan Jawa Barat juga menyiapkan sekitar 500 kit rapid test serta ratusan kit swab test.
Lokasi pelaksanaan rapid test.di teras stasiun yang space-nya cukup luas yakni sekitar 15m x 20m dan menyediakan kursi untuk daftar tunggu cukup banyak.
Penumpang KRL mendaftar dengan mengisi formulir yang telah disediakan, di antaranya nama, alamat, usia, jenis kelamin, dan nomor kontak. Kemudian menjalani tes dengan pengambilan sampel darah yang dimasukkan dalam kit rapid test. Peserta tes kemudian menunggu di kursi tunggu sekitar 15 menit.
Peserta yang hasll tesnya negatif atau sehat, segera dipanggil namanya dan diberikan surat kesehatan sehat.
Baca juga: Tes swab di stasiun Bogor untuk petakan potensi penularan COVID-19 di KRL
Seorang warga Cianjur bernama Dadang (55 tahun) mengatakan dirinya akan berangkat ke Batam Kepulauan Riau pada akhir pekan ini. "Saya sekarang akan berangkat ke Jakarta dan kebetulan ada rapid test gratis. Saya ikut untuk mendapatkan surat keterangan sehat," katanya.
Seorang warga Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor, Rima Cahyani (30 tahun) yang bekerja di perusahaan swata di Jakarta mengatakan, dirinya sudah aktif bekerja lagi ketika Gubernur DKI Jakarta menerapkan pembatasan sosial bersekala besar (PSBB) transisi pada awal Juni lalu.
"Saya berangkat kerja pergi dan pulang setiap hari menggunakan moda transportasi KRL. Kadang-kadang pada jam sibuk penumpang sangat ramai," katanya.
Rima melihat ada pelaksanaan tes swab gratis sehingga mendaftar untuk memastikan dirinya sehat. "Saya ingin tes rapid tapi harus ke rumah sakit. Kebetulan ini ada tes rapid dan gratis," katanya.
Baca juga: KRL membatasi penumpang, antrean mengular di Stasiun Bogor
Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Siska Gerfianti, mengatakan, masyarakat saat ini sudah lebih peduli dengan kesehatannya, sehingga antusiasme untuk mengikuti rapid test.
"Saya melihat animo masyarakat untuk mengikuti rapid test sudah luar biasa, baik di Kota Bandung maupun di luar Kota Bandung," katanya.
Menurut Siska, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat melakukan rapid test di Stasiun Bogor dan Stasiun Bojonggede, sasarannya untuk mengetahui pemetaan penyebaran COVID-19 di moda transprotasi KRL.
"Dari hasil rapid test dan swab test ini akan diketahui, apakah moda transportasi KRL sudah aman dan apakah sudah dapat ditingkatkan kapasitas angkutnya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
Penumpang KRL yang baru tiba di Stasiun Bogor mulai sekitar pukul 16:30 WIB, ketika diberi tahu oleh sejumlah petugas dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kota Bogor segera beramai-ramai mendaftar untuk menjalani rapid test.
Apalagi ketika pengelola Stasiun Bogor mengumumkannya melalui pengeras suara, sehingga lebih banyak lagi penumpang KRL yang pulang kerja dari Jakarta dan tiba di Stasiun Bogor mendaftar untuk menjalani rapid test.
Baca juga: Tes swab jaring ratusan penumpang KRL di Stasiun Bogor
Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyiapkan banyak meja dan kursi untuk pelaksanaan rapid test.dan swab test di Stasiun Bogor. Untuk kebutuhan tersebut, Dinas Kesehatan Jawa Barat juga menyiapkan sekitar 500 kit rapid test serta ratusan kit swab test.
Lokasi pelaksanaan rapid test.di teras stasiun yang space-nya cukup luas yakni sekitar 15m x 20m dan menyediakan kursi untuk daftar tunggu cukup banyak.
Penumpang KRL mendaftar dengan mengisi formulir yang telah disediakan, di antaranya nama, alamat, usia, jenis kelamin, dan nomor kontak. Kemudian menjalani tes dengan pengambilan sampel darah yang dimasukkan dalam kit rapid test. Peserta tes kemudian menunggu di kursi tunggu sekitar 15 menit.
Peserta yang hasll tesnya negatif atau sehat, segera dipanggil namanya dan diberikan surat kesehatan sehat.
Baca juga: Tes swab di stasiun Bogor untuk petakan potensi penularan COVID-19 di KRL
Seorang warga Cianjur bernama Dadang (55 tahun) mengatakan dirinya akan berangkat ke Batam Kepulauan Riau pada akhir pekan ini. "Saya sekarang akan berangkat ke Jakarta dan kebetulan ada rapid test gratis. Saya ikut untuk mendapatkan surat keterangan sehat," katanya.
Seorang warga Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor, Rima Cahyani (30 tahun) yang bekerja di perusahaan swata di Jakarta mengatakan, dirinya sudah aktif bekerja lagi ketika Gubernur DKI Jakarta menerapkan pembatasan sosial bersekala besar (PSBB) transisi pada awal Juni lalu.
"Saya berangkat kerja pergi dan pulang setiap hari menggunakan moda transportasi KRL. Kadang-kadang pada jam sibuk penumpang sangat ramai," katanya.
Rima melihat ada pelaksanaan tes swab gratis sehingga mendaftar untuk memastikan dirinya sehat. "Saya ingin tes rapid tapi harus ke rumah sakit. Kebetulan ini ada tes rapid dan gratis," katanya.
Baca juga: KRL membatasi penumpang, antrean mengular di Stasiun Bogor
Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Siska Gerfianti, mengatakan, masyarakat saat ini sudah lebih peduli dengan kesehatannya, sehingga antusiasme untuk mengikuti rapid test.
"Saya melihat animo masyarakat untuk mengikuti rapid test sudah luar biasa, baik di Kota Bandung maupun di luar Kota Bandung," katanya.
Menurut Siska, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat melakukan rapid test di Stasiun Bogor dan Stasiun Bojonggede, sasarannya untuk mengetahui pemetaan penyebaran COVID-19 di moda transprotasi KRL.
"Dari hasil rapid test dan swab test ini akan diketahui, apakah moda transportasi KRL sudah aman dan apakah sudah dapat ditingkatkan kapasitas angkutnya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020