Cirebon, (Antaranews Bogor) - Indocement berkomitmen untuk terus mengurangi emisi karbondioksida dari proses manufaktur semen sebagai bentuk perlindungan terhadap pelestarian lingkungan.

"Kami fokus pada pembangunan berkelanjutan melalui inisiatif-inisiatif pada komitmen tersebut," kata Direktur Utama PT Indocement Tunggal Prakarsa (Tbk) Christian Kartawijaya di Cirebon, Jawa Barat, Kamis malam.

Dalam sambutan penghargaan nasional "Quarry Life Award 2014", ia mengatakan perusahaan itu juga berkomitmen menjaga kelestarian lingkungan melalui pengurangan penggunaan bahan bakar fosil serta penggunaan bahan material alternatif.

"Kami juga terus berupaya memampukan diri dalam pengurangan kebisingan. Hal ini mutlak diperlukan, tidak hanya untuk kesehatan pekerja kami, namun juga bagi sekitar dan lingkungan," katanya dalam acara yang dihadiri 300 undangan yang berasal dari Kementerian Lingkungan Hidup, BPLHD Provinsi Jawa Barat, BLHD Kabupaten Cirebon, LSM, pencinta alam dan lingkungan, Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), peneliti, mahasiswa serta pelajar yang berasal dari daerah Jawa dan Sumatera.

Ia mengemukakan pada 2008, Indocement adalah perusahaan pertama di Asia Tenggara yang menerima Certified Emission Reduction(CER) untuk proyek bahan bakar alternatif dalam Clean Development Mechanism (CDM) "framework" di bawah United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC).

Kegiatan "Quarry Life Award" (QLA) yang merupakan program HeidelbergCement Group, kata dia, merupakan ajang kompetisi ilmiah di bidang pendidikan, terkait dengan keanekaragaman hayati yang diperuntukkan bagi pelajar, mahasiswa, dan peneliti serta LSM yang dilaksanakan secara simultan di 21 negara.

Untuk tahun 2014, katanya, QLA tingkat nasional diselenggarakan oleh Pabrik Palimanan, Cirebon.

Ia mengatakan inisiatif QLA berasal dari HeidelbergCement , dan untuk pertama kalinya diselenggarakan juga oleh Indocement, yang dipusatkan di Pabrik Palimanan, Cirerbon.

HeidelbergCement adalah perusahaan bahan bangunan multinasional yang berkantor pusat di Heidelberg, Jerman. Indocement sebagai bagian perusahaan dari HeidelbergCement Group, tentunya ikut serta dalam kontribusi positif terhadap pembangunan berkelanjutan (sustainable development) sebagaimana tertuang dalam "Ambisi Keberlanjutan HeidelbergCement 2020".

Ambisi ini diterjemahkan dalam enam pilar, yakni memberikan prioritas tertinggi untuk kesehatan dan keselamatan, menyampaikan kontribusi positif yang menonjol terhadap keanekaragaman hayati, bekerja untuk pembangunan berkelanjutan, menggunakan limbah sebagai sumber daya, melindungi iklim, dan mengurangi dampak lingkungan lainnya.

Indocement, kata dia, selalu mengingat bahwa bahan baku utama pembuatan semen berasal dari alam, yaitu batu kapur, tanah liat, bijih besi dan "gypsum".

Kebutuhan energi dalam proses produksi juga masih mengandalkan bahan bakar fosil dan listrik yang juga berasal dari alam.

Dengan kesadaran tersebut, maka pihaknya terus-menerus memberikan perhatian untuk sedapat mungkin mengurangi penggunaan sumber daya alam.

Upaya ini jelas tampak dalam langkah-langkah Indocement yang merintis penggunaan bahan bakar alternatif.

"Kami jugalah yang pertama kalinya memperkenalkan `Composite Cement` ke pasar, yaitu suatu produk semen yang lebih ramah lingkungan," katanya.

Pihaknya juga berusaha dengan segala upaya untuk dapat meningkatkan umur sumber daya alam untuk dapat dimanfaatkan oleh generasi mendatang.



Keanekaragaman hayati

Christian Kartawijaya menegaskan bahwa Indocement sangat ingin menjadi pemimpin dalam pengembangan keanekaragaman hayati di daerah pertambangan dan penggalian.

Sebuah lokasi tambang, katanya, menyediakan berbagai macam lanskap dan habitat yang terkena sedikit gangguan dari aktivitas manusia.

Sebagai produsen semen dan agregat terkemuka, kata dia, HeidelbergCement --pemegang saham utama Indocement-- juga berkomitmen untuk mengelola keanekaragaman hayati baik selama maupun setelah ekstraksi.

"Untuk itu, sebagai bagian dari komitmen kami terhadap perlindungan keanekaragaman hayati, saat ini kami memperkenalkan `Quarry Life Award` (QLA)," katanya.

QLA, kata dia, adalah sebuah kompetisi ilmiah dan pendidikan di tingkat nasional dan internasional bagi mahasiswa dan peneliti untuk mengajukan proyek-proyek dengan topik keanekaragaman hayati.

Tujuannya adalah mempromosikan penelitian ekologi di tambang dan "pit" untuk meningkatkan kesadaran terhadap nilai biologis dari situs pertambangan, mempromosikan proyek pendidikan lingkungan dengan fokus pada pertambangan dan keanekaragaman hayati, dan meningkatkan kerja sama dengan komunitas eksternal.

Melalui QLA dan proyek-proyek yang berpartisipasi, pihaknya bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai nilai biologis situs pertambangan dan memberikan kontribusi untuk lebih meningkatkannya.

QLA menawarkan kesempatan unik untuk menambah nilai ekologis dan pendidikan terhadap lingkungan pertambangan.

Melalui kompetisi ilmiah dan pendidikan internasional itu, pihaknya menantang peserta untuk berbagi ide-ide dalam meningkatkan ekologi pertambangan dan keanekaragamanhayati.

"Kiranya kita semua, masing-masing pihak yang terlibat, dapat terus diberikan hikmah dalam memelihara lingkungan kita," katanya.

Sementara itu, General Manager Operation Indocement Pabrik Palimanan, Cirebon, selaku Koordintaor Nasional QLA 2014 menjelaskan kegiatan mulai bergulir sejak November 2013.

Program dilanjutkan dengan sosialisasi ke berbagai universitas, seleksi proposal peserta, penelitian lapangan oleh peserta terpilih hingga seleksi akhir.

Proyek objek penelitian adalah dengan objek di lokasi tambang di Pabrik Palimanan, Cirebon, dengan tema (1) penemuan keanekaragaman hayati di lokasi pertambangan, (2) keanekaragaman hayati dan rehabilitasi, (3)keanekaragaman hayati dan pendidikan, (4) pengelolahan keanekaragaman hayati selama penambangan.

Total proposal peserta yang masuk sebanyak 116 dari kategori umum dan pelajar dengan berbagai topik.

Seluruh proposal tersebut kemudian diseleksi oleh juri nasional yang beranggotakan para ahli di bidang konservasi alam dan perwakilan perusahaan, yakni Prof Ani Mardiastuti, dari Fakultas Kehutanan IPB, Prof Ibnu Maryanto, dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Kepala Balai Taman Nasional Gunung Ciremai Ir Dulhadi, Dr Amran Jaenudin, dari Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon dan Sekretaris Perusahaan Indocement Sahat Panggabean.

Seleksi tahap pertama dilaksanakan pada tanggal 6 - 7 Maret dan terpilih menghasilkan 24 peserta terpilih dari kategori umum dan 13 peserta dari kategori pelajar.

Peserta yang lolos pada tahap pertama berhak untuk ikut ke melanjutkan tahap berikutnya.

Pada tanggal 20 - 21 Maret dilaksanakan seleksi tahap kedua yaitu berupa presentasi dan wawancara. Dari seleksi tahap ini menetapkan ditetapkan lima peserta dari kategori umum dan tujug peserta dari kategori pelajar untuk melanjutkan ke tahap penelitian lapangan (fieldwork).

Lima peserta yang terpilih dari kategori umum yaitu pertama, Ada Chornelia dan tim dari Universitas Andalas, dengan topik "Keanekaragaman Jenis Kelelawar Pada Area Yang Terganggu" di Cirebon Quarry, PT Indocement Tunggal Prakarsa.

Kedua, Geo Septianella dan tim dari Universitas Islam Al-Azhar Jakarta, dengan topik "Hubungan Keanekaragaman Odonata dengan Keanekaragaman Vegetasi Tanaman di Kawasan Quarry Palimanan, Cirebon, Jawa Barat".

Ketiga, Nisa Rachmania Mubarik dan tim dari Institut Pertanian Bogor, dengan topik "Eksplorasi Keragaman Bakteri dari Quarry Cirebon".

Keempat, Titut Yulistyarini dan tim dari Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan, Jatim, dengan topik "Potensi Kuari Batu Kapur dalam Sequestrasi Karbon", dan kelima Yudi LA. Salampessy dan tim dari Institut Pertanian Bogor, dengan topik "Penerbitan Komik Pertambangan dan Keanekaragaman Hayati untuk Siswa Sekolah Dasar Sekitar Tambang".

Berdasarkan penilaian tim juri, akhirnya juara satu diraih oleh Yudi LA. Salampessy dan tim dari Institut Pertanian Bogor, dengan topik "Penerbitan Komik Pertambangan dan Keanekaragaman Hayati untuk Siswa Sekolah Dasar Sekitar Tambang" dengan hadiah Rp60 juta.

Juara kedua, diraih Nisa Rachmania Mubarik dan tim dari Institut Pertanian Bogor, dengan topik "Eksplorasi Keragaman Bakteri dari Quarry Cirebon" dengan hadiah uang tunai Rp40 juta.

Sedangkan juara ketiga, diberikan kepada tiga tim sekaligus yang masuk final, yakni Ada Chornelia dan tim dari Universitas Andalas, dengan topik "Keanekaragaman Jenis Kelelawar Pada Area Yang Terganggu" di Cirebon Quarry, PT Indocement Tunggal Prakarsa.

Kemudian, Geo Septianella dan tim dari Universitas Islam Al-Azhar Jakarta, dengan topik "Hubungan Keanekaragaman Odonata dengan Keanekaragaman Vegetasi Tanaman di Kawasan Quarry Palimanan, Cirebon, Jawa Barat", dan Titut Yulistyarini dan tim dari Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan, Jatim, dengan topik "Potensi Kuari Batu Kapur dalam Sequestrasi Karbon", dengan hadiah masing-masing Rp20 juta.

Untuk kelima juara berhak disertakan dalam ajang sejenis di tingkat internasional yang akan dilangsungkan di Praha, Republik Ceko, pada Desember mendatang.

Pewarta: Andi Jauhari

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014