Emas berjangka menguat pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), rebound dari penurunan tajam sesi sebelumnya, didorong harapan investor untuk kemungkinan langkah-langkah stimulus berikutnya dari Federal Reserve AS.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, naik 22,1 dolar AS atau 1,31 persen, menjadi ditutup pada 1.705,10 dolar AS per ounce.
Emas anjlok pada akhir pekan lalu, setelah kenaikan tak terduga dalam lapangan kerja AS meningkatkan harapan untuk pemulihan cepat dalam ekonomi global dan meningkatkan minat investor terhadap aset-aset berisiko.
Baca juga: Heboh temukan ladang emas, warga Popalia Kolaka berebut mendulang
Kenaikan emas juga bersifat teknis, kata analis Saxo Bank, Ole Hansen.
"Penembusan di bawah 1.700 dolar AS pada Jumat (5/6/2020) sekali lagi menarik beberapa permintaan dari investor, yang telah menunggu di luar pasar untuk koreksi."
Pelaku pasar sekarang sedang menunggu pertemuan kebijakan dua hari bank sentral AS, yang berakhir pada Rabu (10/6/2020), tetapi telah berhenti memperhitungkan kemungkinan suku bunga negatif setelah laporan pekerjaan akhir pekan lalu.
Emas cenderung naik ketika suku bunga rendah, yang mengurangi peluang kerugian memegang logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil. Emas juga dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
Baca juga: Harga perhiasan emas di Meulaboh Aceh turun sampai Rp200 ribu/mayam
Memberikan dukungan tambahan untuk logam mulia adalah pelemahan indeks dolar AS pada Senin (8/6/2020), namun kenaikan emas dibatasi karena indeks saham AS sebagian besar positif.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 41,4 sen atau 2,37 persen, menjadi ditutup pada 17,893 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 30,8 dolar AS atau 3,71 persen, menjadi menetap pada 861,2 dolar AS per ounce.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, naik 22,1 dolar AS atau 1,31 persen, menjadi ditutup pada 1.705,10 dolar AS per ounce.
Emas berjangka anjlok 44,4 dolar AS atau 2,57 persen menjadi 1.683,00 dolar AS per ounce pada Jumat (5/6/2020), setelah laporan pekerjaan AS yang kuat memberikan tekanan pada logam mulia.
Pada Kamis (4/6/2020) emas berjangka naik 22,6 dolar AS atau 1,33 persen menjadi 1.727,40 dolar AS, setelah anjlok 29,2 dolar AS atau 1,68 persen menjadi 1.704,80 dolar AS pada Rabu (3/6/2020).
"The Fed akan terus memiliki kebijakan dovish, mereka akan terus menekan suku bunga riil dan itulah pendorong utama untuk pembelian emas selama beberapa bulan terakhir," kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities, menambahkan bahwa implikasi makro akan terus berlanjut mendukung emas.Emas anjlok pada akhir pekan lalu, setelah kenaikan tak terduga dalam lapangan kerja AS meningkatkan harapan untuk pemulihan cepat dalam ekonomi global dan meningkatkan minat investor terhadap aset-aset berisiko.
Baca juga: Heboh temukan ladang emas, warga Popalia Kolaka berebut mendulang
Kenaikan emas juga bersifat teknis, kata analis Saxo Bank, Ole Hansen.
"Penembusan di bawah 1.700 dolar AS pada Jumat (5/6/2020) sekali lagi menarik beberapa permintaan dari investor, yang telah menunggu di luar pasar untuk koreksi."
Pelaku pasar sekarang sedang menunggu pertemuan kebijakan dua hari bank sentral AS, yang berakhir pada Rabu (10/6/2020), tetapi telah berhenti memperhitungkan kemungkinan suku bunga negatif setelah laporan pekerjaan akhir pekan lalu.
Emas cenderung naik ketika suku bunga rendah, yang mengurangi peluang kerugian memegang logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil. Emas juga dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
Baca juga: Harga perhiasan emas di Meulaboh Aceh turun sampai Rp200 ribu/mayam
Memberikan dukungan tambahan untuk logam mulia adalah pelemahan indeks dolar AS pada Senin (8/6/2020), namun kenaikan emas dibatasi karena indeks saham AS sebagian besar positif.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 41,4 sen atau 2,37 persen, menjadi ditutup pada 17,893 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 30,8 dolar AS atau 3,71 persen, menjadi menetap pada 861,2 dolar AS per ounce.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020